Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Warga di Desa Ini Jual Perhiasan dan Ternak untuk Beli Air Bersih

Kompas.com - 31/07/2019, 14:09 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat musim kemarau, warga Gunungkidul, Yogyakarta, mulai membuka tabungan dari hasil menjual ternak dan perhiasan.

Sebelumnya, ternak yang dibeli setelah panen beberapa bulan lalu, dijual untuk membeli air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari saat memasuki musim kekeringan.

 

Salah satunya warga di Padukuhan Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Suginem bercerita, setiap musim penghujan, lahan berupa perbukitan mereka tanami dengan tanaman padi,

Menjelang musim kemarau lahan itu ditanami palawija.

"Saat musim penghujan biasanya kami di ladang untuk menanam, tetapi saat musim kemarau tidak mungkin ditanami karena tidak ada air," kata Suginem saat ditemui di rumahnya, Senin (30/7/2019).  

Baca juga: Saat Kekeringan di Gunungkidul Dimanfaatkan Jadi Sumber Penghasilan

Setelah panen dirinya membeli kambing dan sapi untuk dipelihara. Apalagi saat musim penghujan rumput dan tanaman tumbuh dengan baik. Kotoran hewan bisa digunakan sebagai pupuk.

Saat kebutuhan mendesak, Sugimen menjual kambing, salah satunya yang utama untuk membeli kebutuhan air bersih. Bulan Juni lalu, seekor kambingnya dijual seharga Rp 800.000.

"Harga 1 tangki Rp 120.000 bisa digunakan untuk dua sampai tiga minggu tergantung kebutuhan. Saya juga sudah menjual perhiasan. Untuk sementara hewan ternak saya masih ada, tapi kalau sudah habis dijual ya nanti terpaksa jual emas lagi. Tapi ya tidak apa-apa disyukuri saja, yang penting sehat," ucapnya.  

Warga desa lainnya, Endang Sumpeni (51) mengatakan, tetangga mulai menjual hewan ternak sejak bulan Februari 2019.

Baca juga: Kekeringan, Warga Banyumas Tampung Air Bersih dengan Terpal

 

Pilihan ini adalah yang terbaik karena di dusunnya tidak ada sumber mata air. Hanya ada dua telaga yang tak lagi bisa dimanfaatkan.

Endang mengatakan, uang hasil panen sudah digunakan untuk membeli air bersih.

 

Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, pihaknya terus berupaya mengirimkan air bersi ke permukiman warga. Setiap hari belasan tangki disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan.

Untuk saat ini ada 134.929 jiwa di 78 Desa dan 14 kecamatan yang mulai kekeringan.

"Kami terus menyalurkan bantuan air bersih. Tidak hanya dari kami, banyak bantuan dari swasta atau lembaga yang turun langsung ke masyarakat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com