Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK: Konflik Gajah dan Manusia karena Hutan Beralih Fungsi

Kompas.com - 13/07/2019, 18:10 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai, konflik gajah dan manusia di Sumatera, khususnya di Riau, disebabkan oleh habitat gajah yang berubah fungsi.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem pada KLHK, Wiratno mengatakan, kawanan gajah memiliki kebiasaan menjelajah. Mereka bisa kembali ke tempat yang sama dalam dua tahun atau tiga tahun kemudian.

"Karena habitatnya dia berkeliling tiap dua tahun sekali. Tiga tahun di tempat yang sama. Dan ingatan gajah ini kuat," kata Wiratno, saat menyaksikan bayi gajah di Batu Secret Zoo, Kota Batu, Sabtu (13/7/2019).

Baca juga: Diduga Mati Tersengat Listrik, Gajah Ditemukan Tinggal Kerangka

Karena itu, meskipun hutan yang menjadi area jelajahnya beralih fungsi, gajah-gajah itu tetap akan mendatanginya dan mencari makan di lokasi itu.

"Kalau dua tahun kemudian jadi kebun ya sekalian makan di situ. Tidak mengetahui bahwa itu kebun," ujar dia.

"Sebetulnya mereka makan yang menjadi makanan mereka," imbuh dia.

Wiratno mengatakan, warga yang hidup berdampingan dengan hutan harus mampu hidup berdampingan dengan satwa liar.

"Makanya itu masyarakat itu harus bisa hidup berdampingan. Caranya dia harus mundur dari situ. Kalau sebagian kebunnya di makan oleh gajah, berarti itu jatahnya gajah," ujar dia.

Pihaknya juga akan memasang GPS polar pada gajah. Hal itu untuk memantau pergerakan gajah di alam liar.

Baca juga: Konflik Gajah di Riau Meningkat karena Berkurangnya Kawasan Jelajah dan Makanan

"Yang dikasih polar betina paling tua karena dia menjadi pemimpin regu gajah," kata dia.

Pemasangan GPS polar itu sebagai antisipasi terjadinya konflik gajah dengan manusia.

Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau mencatat, konflik gajah dengan manusia sejak Januari hingga Juni 2019 meningkat dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com