Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didera Kampanye Negatif, Minyak Sawit Indonesia Sulit Masuk Eropa

Kompas.com - 27/06/2019, 15:23 WIB
Heru Dahnur ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Alpian Arahman mengatakan, eksportir produk sawit perlu melirik negara-negara di luar Uni Eropa.

"Ada China dan India yang siap menampung. Ini perlu diperluas dan banyak lagi negara lainnya," kata Alpian kepada awak media di Pangkal Pinang, Kamis (27/6/2019).

Dia menuturkan, sawit Indonesia masih didera kampanye negatif sehingga sulit masuk Eropa. Salah satu kampanye negatif adalah tidak ramah lingkungan.

Alpian menduga kampanye negatif itu digencarkan karena Uni Eropa khawatir minyak bunga matahari mereka bakal tersaingi.

"Kalau dari sawit kan murah Rp 6.000-an, sementara minyak bunga matahari itu bisa puluhan ribu per liter," ujar dia.

Baca juga: Gunakan Minyak Sawit untuk Listrik, PLN Terima Penghargaan Lingkungan

Selain memperluas pasar ekspor, diharapkan juga penyerapan CPO untuk bahan bakar (biodiesel) terus ditingkatkan. Sehingga nantinya bisa berdampak pada kenaikan harga buah di tingkat petani.

Saat ini harga jual petani tertahan di angka Rp 700-Rp 900 per kilogram.

"Rata-rata setiap tahunnya produksi CPO nasional mencapai 39 juta ton. Ini perlu hilirisasi domestik seperti biodiesel. Sementara ekspor di luar Eropa diperluas juga," ucapnya.

Baca juga: Biota Laut Mati akibat Tumpahan Minyak Sawit Mentah di Buton Selatan

Dia memastikan, harga produk sawit termasuk karet tidak bisa diatur di tingkat kepala daerah maupun presiden, karena masuk komoditas internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com