Satu Kecamatan di Kabupaten Soppeng Kembali Terendam Banjir

MAKASSAR, KOMPAS.com - Beberapa kelurahan di Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, kembali terendam banjir usai air di Danau Tempe meluap akibat intensitas hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng merilis sedikitnya ada sekitar 100 rumah yang terendam oleh banjir ini.

Kepala Pelaksana BPBD Soppeng, Andi Haeruddin mengatakan, ketinggian air pada banjir ini mencapai satu meter lebih.

Baca juga: Banjir di Kabupaten Soppeng, 5.937 Kepala Keluarga Terkena Dampak 

Air sudah sampai ke lantai dasar rumah warga yang mayoritas berbentuk rumah panggung. Tiga kelurahan yang terkena banjir itu ialah Kelurahan Limpomajang, Kelurahan Kaca, dan Kelurahan Manorang Solo.

"Ketinggiannya itu sudah sampai di lantai kayu. Tapi saat ini warga masih memilih bertahan di rumahnya karena banyak barang yang mau dijaga," ujar Haeruddin kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (14/6/2019).

Haeruddin menambahkan, pihaknya hingga kini masih rutin memberikan bantuan logistik dan air bersih kepada masyarakat korban banjir ini.

Baca juga: 500 Hektare Padi di Luwu Rusak Terendam Banjir

Ia menyebut, kantor Kecamatan Marioriawa bakal dijadikan sebagai lokasi pengungsian apabila air terus meninggi. 

Tiga kelurahan di Kecamatan Marioriawa ini, kata Haeruddin, memang sudah menjadi langganan banjir tiap kali Danau Tempe yang menghubungkan tiga Kabupaten (Sidrap, Wajo, dan Soppeng) meluap.

"Jadi rumah-rumah di pinggir danau itu terkena. Biasanya sekitar satu minggu baru airnya surut," jelasnya.

Baca juga: Banjir Samarinda Mulai Surut Setelah 5 Hari Berlalu

Haeruddin mengatakan, pihaknya saat ini masih berjaga di lokasi banjir. Selain merendam rumah, banjir juga merendam sawah dan lahan kebun yang ada di kecamatan tersebut. Namun hingga saat ini belum ada korban jiwa akibat banjir ini.

Sementara itu, untuk kecamatan lain di Kabupaten Soppeng yang sebelumnya terkena banjir, sudah mulai stabil dan kembali dihuni oleh warga yang sebelumnya mengungsi, termasuk 300 warga di Kelurahan Cabbenge yang dievakuasi pada Minggu (9/6/2019) lalu.