Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta KM Lintas Timur Karam di Sulteng, Temuan Jasad Kenakan "Life Jacket" hingga Kemenhub Selidiki Kelaikan Kapal

Kompas.com - 08/06/2019, 19:32 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim SAR gabungan masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan para awak kapal KM Lintas Timur yang karam pada hari Sabtu (4/6/2019).

Berdasar informasi sementara, KM Lintas Timur alami kerusakan mesin saat berada di perairan Banggai Kepulauan, Sulawesi Tenggara. Naas, ombak besar menerjang kapal tersebut dan membuat 17 awak kapal hilang.

Sementara itu, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR. Kepala Kantor SAR Palu, Basrano mengatakan, satu pesawat Boeing 737-200 milik TNI Angkatan Udara (AU) dari skuadron 5 Lanud Hasanuddin Makassar juga ikut mencari para korban hilang.

Lalu, pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengecek surat perintah berlayar KM Lintas Timur yang dikabarkan karam di perairan laut Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Pesawat Boeing 737-200 milik TNI AU bantu pencarian korban

Ilustrasi pilot.AFP / JONATHAN NACKSTRAND Ilustrasi pilot.

Basrano mengungkapkan, pelibatan pesawat udara TNI-AU itu dalam pencarian KM Lintas Timur atas permintaan Basarnas guna optimalisasi kegiatan SAR menyisir sekitar laut Banda dan Banggai melalui udara.

"Pesawat tersebut mengangkut sekitar 14 personel TNI-AU dan langsung bergabung dengan tim SAR," ujarnya di Palu, Kamis (6/6/2019).

Pada hari ketiga operasi SAR, pencarian kapal hilang yang mengangkut 18 awak dilakukan melalui tiga jalur yakni laut, udara dan pesisir pantai Kabupaten Banggai.

Penyisiran di laut, Basarnas mengerahkan satu unit KM SAR Bhisma yang mengangkut 15 personel yang disiagakan di perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.

Sementara dari jalur udara, satu unit pesawat Boeing 737-200 milik TNI-AU memantau bagian pesisir.

Baca juga: Boeing 737-200 Milik TNI AU Bantu Pencarian KM Lintas Timur yang Tenggelam

2. Pihak keluarga menunggu kabar para awak kapal

Hely Super Puma dari skuadron 5 Lanud Hasanuddin Makassar,  bantu proses pencarian 17 korban dan bangkai KM Lintas Timur, Jumat (7/6/2019)Istimewa Hely Super Puma dari skuadron 5 Lanud Hasanuddin Makassar, bantu proses pencarian 17 korban dan bangkai KM Lintas Timur, Jumat (7/6/2019)

Kepala Kantor Basarnas Ambon Muslimin mengatakan, informasi Kantor SAR Palu (Sulteng) menyebutkan kapal berukuran panjang 80,10 meter dengan bobot GT 1.720 ton ini melayari rute Bitung-Morewali dan mengangkut semen, namun dilaporkan mengalami gangguan mesin.

"Ada 18 kru kapal dan regu penyelamat baru menemukan seorang ABK atas nama Yakub pada tanggal 4 Juni 2019 setelah terapung selama empat hari di laut," ujarnya.

Satu korban yang ditemukan selamat ini menjelaskan kepada regu penyelamat kalau mesin kapal mati dan cuaca di laut sangat buruk dengan ketinggian ombak di atas empat meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com