Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi yang Sering Lewatkan Lebaran

Kompas.com - 31/05/2019, 09:16 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Udara sejuk menyelimuti kawasan wisata Kaliurang Sleman. Gunung Merapi di sisi utara tampak gagah menjulang dengan kabut berwarna putih menyelimuti puncaknya.

Suara HT (handy talky) lirih terdengar dari salah satu bangunan di kawasan wisata Kaliurang. Terpasang di samping bangunan tersebut sebuah pelakat bertuliskan Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM).

Di salah satu ruangan, tampak seorang pria mengenakan baju batik duduk dikursi. Matanya memperhatikan beberapa layar monitor dan jari-jarinya memegang mouse komputer untuk melihat lebih detail data-data yang muncul.

Gambar dilayar monitor hasil kamera CCTV di puncak Merapi pun tak pernah luput dari pengamatannya.

Pria tersebut bernama Heru Suparwaka. Ia adalah salah satu pengamat senior yang bertugas di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang.

Warga Bintaran, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta ini mulai bertugas menjadi pengamat Gunung Merapi di Pos Pengamatan pada tahun 1990.

Baca juga: Satu Tahun Status Waspada Gunung Merapi, Begini Kondisinya Sekarang...

"Saya dari dulu memang suka dengan alam. Kebetulan ada informasi dibutuhkan pengamat Gunung Api, lalu saya mencoba mengirimkan lamaran dan diterima," ujar Heru, saat ditemui Kompas.com, di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Selasa (28/5/2019).

Setelah diterima, dirinya langsung ditempatkan di pos pengamatan Gunung Merapi sektor utara, tepatnya di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Jrakah.

Heru sempat bertugas di beberapa pos pengamatan, sebelum ditempatkan di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang hingga saat ini.

Selama menjadi seorang pengamat Gunung Merapi yang bertugas di pos pengamatan, Heru merasakan beberapa kali erupsi Gunung yang berada diperbatasan Kabupaten Sleman-Jawa Tengah ini.

"Awal krisis Merapi tahun 94, kemudian diikuti dengan pengalaman-pengalaman periode selanjutnya, termasuk 2006, 2010," ungkap dia.

Di Pos pengamatan Kaliurang, Heru bertugas bersama dua orang lainya yakni Sunarta (Kepala Pos Pengamatan) dan Lasiman.

Ketiga pengamat di pos Kaliurang ini harus bergiliran untuk menjalankan tugas mengamati aktivitas Gunung Merapi. Sebab, pos pengamatan tetap harus berjalan selama 24 jam non stop.

Setiap hari, pengamat harus membuat laporan aktivitas Gunung Merapi. Saat aktivitas di atas normal seperti sekarang ini, Heru dan petugas lainya membuat laporan setiap enam jam.

"Alat-alat ini kan beroperasi selama 24 jam, kami terus amati data yang masuk, jadi kalau tidak tidur sudah biasa. Sakarang ini saja saya belum tidur dua hari," urai dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com