Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Wali Kota Malang Soal Polemik Imbauan Non-Muslim Tak Makan, Minum, Rokok Secara Demonstratif

Kompas.com - 07/05/2019, 16:16 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Imbauan Wali Kota Malang yang meminta warga non-muslim untuk tidak makan, minum dan merokok secara demonstratif selama Bulan Ramadhan menuai polemik.

Imbauan itu dinilai berlebihan sebab Kota Malang dikenal kondusif dan kerukunan antar umat beragama sudah terjalin kuat.

Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Pendeta David Tobing menilai kata demonstratif berlebihan karena Kota Malang dikenal sebagai kota yang toleran terhadap umat beragama.

"Mengenai imbauan, menurut saya pribadi tidak ada masalah namanya saja imbauan dari kepala daerah itu hal wajar. Hanya pemilihan kata demonstratif dan beberapa aturan ini yang agak berlebihan mengingat Kota Malang sangat toleran dan kondusif selama ini," katanya kepada Kompas.com, Selasa (7/5/2019).

Baca juga: Pemkot Malang Imbau Non-Muslim Tidak Makan, Minum, dan Rokok Secara Demonstratif

Imbauan yang disampaikan melalui surat pengumuman Nomor 4 tahun 2019 tentang menyambut dan menghormati Bulan Suci Ramadhan 1440 H/2019 M itu dinilai dapat menimbulkan multi tafsir.

"Seolah-olah kami yang non-muslim selama ini tidak paham dan tidak mengerti cara menghormati saudara kami beragama muslim yang sedang puasa. Kata-kata dan aturan yang berlebihan bisa memancing multi tafsir dan praduga yang kurang baik, Mas," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji justru mempertanyakan pihak-pihak yang memprotes imbauan tersebut.

Sebab, menurutnya, imbauan yang dikeluarkan melalui surat pengumuman itu sudah dibahas dengan sejumlah organisasi dan tokoh umat beragama.

"Justru di Malang ini sudah enggak pernah ada masalah antarkerukunan umat beragama. Justru yang saya khawatirkan orang-orang yang meng-upload (memprotes) ini ada tujuan apa," katanya saat ditemui di Balai Kota Malang, Selasa (7/5/2019).

Dijelaskannya, kata demonstratif dalam imbauan tersebut sebagai penyederhanaan kalimat.

Setiap warung yang tetap melayani pembeli di siang hari harus tertutup. Begitu juga dengan warga yang merokok harus juga di ruang tertutup.

Sutiaji lantas bertanya kata apa yang dapat mewakili maksud dari dikeluarkannya surat imbauan itu selain kata demonstratif.

"Coba bahasanya apa. Kalau ditutup tirai, itu kan di warung tempat makan. Lha kalau yang ngerokok?. Apakah kalau bahasa edaran, kalau makan di warung mohon ditutup. Kalau yang ngerokok gimana itu bisa jadi 2 halaman lebih," jelasnya.

Baca juga: Ketua MUI Kota Malang: Pemilu Berjalan dengan Baik dan Penuh Kedamaian

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang KH Achmad Taufiq Kusuma mengatakan, draf surat pemunguman wali Kota Malang yang berisi imbauan bagi non-muslim untuk tidak makan, minum dan merokok secara demonstratif sudah dibahas dengan semua unsur umat beragama.

"Draf itu disusun bersama enam komunitas agama ikut hadir dan setuju dengan butir-butir kalimat yang ada. Jadi ya tidak ada masalah saat didiskusikan di Ruang Tumapel. Bahkan Romo Agis dari Katolik mengatakan sudah bagus kalimat itu," katanya.

Imbauan wali Kota Malang yang meminta warga non-muslim untuk tidak makan, minum dan merokok secara demonstratif selama Bulan Ramadhan menuai sorotan.

Imbauan itu tertuang dalam surat pengumuman Nomor 4 tahun 2019 tentang menyambut dan menghormati Bulan Suci Ramadhan 1440 H/2019 M.

Pada bagian B poin 2 tertulis 'Mengusahakan untuk tidak makan minum serta merokok secara demonstratif baik di warung ataupun di tempat lainnya atau perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu perasaan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan'.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com