Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Malang Imbau Non-Muslim Tidak Makan, Minum, dan Rokok Secara Demonstratif

Kompas.com - 07/05/2019, 14:04 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Imbauan wali Kota Malang yang meminta warga non-muslim untuk tidak makan, minum dan merokok secara demonstratif selama Bulan Ramadhan menjadi sorotan.

Imbauan itu tertuang dalam Surat Pengumuman Nomor 4 Tahun 2019 tentang Menyambut dan Menghormati Bulan Suci Ramadhan 1440 H/2019 M.

Pada bagian B poin 2 tertulis imbauan 'mengusahakan untuk tidak makan minum serta merokok secara demonstratif baik di warung ataupun di tempat lainnya atau perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu perasaan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan'.

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Yogyakarta dan Sekitarnya

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, kata demonstratif dimaksudkan supaya tidak ada warga yang makan, minum serta merokok di ruang terbuka.

Artinya, setiap warung makan yang buka di siang hari selama Bulan Ramadhan harus memakai tirai.

"Orang-orang sudah tahu (maksud surat pengumuman). Warung yang buka, dibuat tertutup. Kalau dijelaskan jadi panjang. Kalau bahasa edaran kan begitu," kata Sutiaji, saat ditemui di Balai Kota Malang, Selasa (7/5/2019).

Sutiaji memastikan, tidak ada unsur menyinggung umat non-muslim dalam surat pemberitahuan tersebut.

Sebab, menurutnya, penyusunan surat pengumuman itu sudah melibatkan unsur dari tokoh agama selain Islam.

"Lha itu kan sudah dikumpulkan semua orang-orang beragama lain itu. Membuat ini (surat pengumuman), gimana. Sebelum surat itu diedarkan ini gimana. Sudah diajak bicara," ujar dia.

"Waktu sosialisasi dulu di Hotel Savana itu kan ada MUI, ada FKUB, Dewan Masjid, ada hiburan, sudah datang semua dan tidak masalah," tambah dia.

Sutiaji menyebut, jika ada warung makan yang tetap buka dan dibiarkan terbuka, dikhawatirkan ada aksi yang tidak diinginkan dari ormas-ormas tertentu.

Baca juga: Jelang Puasa, Perajin Bedug di Banyumas Kebanjiran Pesanan

"Terus warung yang enggak ditutup, mungkin buka itu kan mereka sendiri, tapi ketika enggak ditutup khawatir, ketika itu tidak kita lakukan imbauan nanti ada orang lain (sweeping)," kata dia.

Meski demikian, Sutiaji membantah bahwa keluarnya imbauan itu untuk mengakomodir permintaan dari ormas tertentu.

"Bukan ormas tapi umat beragama kan. Beragama itu kan hubungan kepada Tuhan dan manusia, saling menghargai. Tidak ada yang namanya mengakomodir ormas," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com