Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Dapat Kucuran Dana Rp 3 Triliun, Prioritaskan Pemulihan DAS dan Hutan Lindung

Kompas.com - 05/04/2019, 07:33 WIB
Himawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Di tahun 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendapatkan anggaran sebesar Rp 3 triliun.

Dana yang bersumber dari APBN ini diklaim sebagai terbesar dari sejumlah program agenda jangka menengah hingga panjang yang diterapkan kementerian lainnya.

Hal ini dipaparkan oleh Sekertaris Jendral (Sekjen) KLHK Bambang Hendroyono usai menghadiri kegiatan Indogreen Environment and Forestry Expo 2019, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (4/4/2019).

Dia mengatakan, dana ini diberikan khusus untuk merealisasikan sejumlah program pemulihan lingkungan di berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: Berhasil Ungkap Kasus Penyelundupan 41 Komodo, KLHK Apresiasi Polri

"Sesuai arahan Presiden kita prioritaskan untuk upaya pemulihan dan tentunya kegiatannya adalah rehabilitasi, reklamasi dan tentunya pemulihan ekosistem," ujar Bambang Hendroyono saat diwawancara wartawan di Gedung CCC Makassar, Kamis (4/4/2019).

Bambang menambahkan dana tersebut adalah perwujudan dari rencana penerapan program yang digagas KLHK sejak 2018 lalu.

Dana yang diterima akan lebih banyak dialokasikan pihaknya melalui Direktorat Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung.

"Pola pendekatannya sangat-sangat dibutuhkan di lapangan. Jadi dengan menanam pohon untuk betul-betul mengembalikan fungsi hutan dan fungsi kawasan-kawasan khususnya yang ada di bagian hulu," kata Bambang.

Baca juga: KLHK Usut Kasus Limbah B3 di Markas Militer Surabaya

Bambang menyebutkan alasan sehingga dana yang didapat lebih banyak dialokasikan untuk rehabilitasi kawasan hulu yang sudah sangat kritis dan menjadi penyebab rusaknya lingkungan kawasan hutan.

Ia mengatakan ada 15 DAS di Indonesia yang akan segera dibenahi. Namunenggan menyebit daerah mana yang akan menjadi prioritas utama.

"Bagaimana pendekatan lahan kritis yang tentunya berada di hulu dan kita sudah tahu. Di atas ada kawasan konservasi, ada hutan lindung dan ke bawahnya ada hutan produksi yang sampai ke bawah. Di luar kawasan itu ada area perkebunan lain," tuturnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com