Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Pemerintah untuk Meminimalisir Risiko Banjir Bandang Susulan di Jayapura

Kompas.com - 04/04/2019, 17:48 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya meminimalisir terjadinya banjir bandang susulan di Kabupaten Jayapura, Papua, karena hingga kini material dari longsoran punggung Gunung Cyclop masih menggantung.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua William R Manderi mengakui, tim di lapangan kesulitan memindahkan material batu yang ada.

"Sampai sekarang mereka sedang berupaya untuk memindahkan batu-batu itu, tapi batunya besar-besar sekali, jadi mereka menggunakan alat berat untuk menggeser batu tersebut ke pinggiran, sehingga aliran air bisa mengalir dengan baik," ungkap Manderi, ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (4/4/2019).

Baca juga: Bocah 8 Tahun Korban Banjir Bandang Sentani Teridentifikasi

Upaya lain yang dilakukan adalah dengan mencoba mengeruk kali dan merekayasa jalur air yang baru muncul karena banjir bandang yang terjadi pada 16 Maret 2019.

"Teman-teman dari PU Provinsi Papua, PU Kabupaten Jayapura, BBPJN X dan BWS Papua sedang berupaya untuk menormalkan jalur air," kata dia.

Manderi mengatakan, kondisi punggung Gunung Cyclop saat ini sudah dapat disaksikan secara kasat mata, bila ada koyakan besar akibat longsor yang terjadi pada 20 Maret 2019.

Karena hal tersebut, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang mengalir dari Gunung Cyclop dan bermuara ke Danau Sentani diminta untuk selalu waspada, terlebih bila hujan dengan intensitas sangat lebat kembali turun.

Baca juga: Hujan Deras, Banjir Bandang Terjang 4 Kelurahan di Dompu

"Kalau mereka yang kemarin terdampak jelas sudah pindah, tetapi masih ada yang tinggal di daerah yang tidak aman itu harus segera pindah karena daerah itu rawan bencana dan itu adalah daerah cagar alam," tutur dia.

BPBD Papua dan BPBD Kabupaten Jayapura, diklaimnya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka bisa lebih peka dalam merespons terjadinya perubahan cuaca.

Kompas TV Meski tim DVI Polda Papua sudah berupaya, bencana banjir bandang di Jayapura, Papua, meninggalkan puluhan korban yang tidak teridentifikasi. Korban banjir bandang yang belum teridentifikasi akan dimakamkan secara massal di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Rabu (27/3). Pemerintah Provinsi Papua pun telah menyelesaikan penggalian makam pada Rabu (27/3) pagi dan pemakaman massal rencananya dilakukan pada Rabu siang ini. Ada sebanyak 20 korban yang akan dimakamkan, di antaranya 7 orang laki-laki dewasa, 3 perempuan dewasa, 2 anak perempuan, dan 8 anak laki-laki. Liang lahat pemakaman massal digali dengan ukuran panjang 30 meter, lebar 3 meter, dan kedalaman 3 meter. #BanjirBandangSentani #BanjirJayapura #BanjirBandangJayapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com