Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Normal, Tinggi Gelombang Laut Natuna Kembali Ekstrem

Kompas.com - 26/02/2019, 09:26 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

NATUNA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kantor Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, kembali mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang sedang melanda wilayah Kepri.

Terlebih untuk wilayah perairan pulau terdepan, yakni laut Natuna dan Anambas yang sempat tenang dalam sepekan, hari ini kembali ekstrem.

Forecaster BMKG Hang Nadim, Asri Pratiwi mengatakan, saat ini tinggi gelombang di laut Natuna masuk status waspada, karena mencapai 2,5 meter.

"Tinggi gelombang di wilayah perairan Laut China Selatan di utara Natuna mulai hari ini hingga tiga hari ke depan mencapai hingga 2,5 meteran," kata Asri melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Selasa (26/2/2019).

Tidak saja di Natuna, di Laut Anambas juga diperkirakan tinggi gelombangnya mencapai 2,5 meter.

Baca juga: Waspadai Gelombang Tinggi hingga 4 Meter pada 25-26 Februari di Wilayah Ini

Sementara untuk laut Bintan dan Lingga terbilang lebih rendah dari Laut Natuna dan Anambas, yang hanya sekitar 1,5 meter.

"Namun tetap juga harus diwaspadai," jelasnya.

Lain halnya untuk laut Tanjungpinang, Karimun dan Batam, saat ini tidak lebih dari 1 meter.

"Kami berharap agar para pengguna jasa laut yang ada di Kepri untuk selalu waspada dan berhati-hati, terlebih di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas," imbaunya.

Untuk arus bawah laut di Laut Natuna dan Laut Anambas, juga terbilang cukup kencang. Arus bawah Laut Natuna mencapai 50 centimeter per detik dan 30 centimeter per detik untuk Laut Anambas.

"Arus bawa Laut Batam, Tanjungpinang, dan Bintan saat ini masih stabil, yakni hanya mencapai 20 cm per detik," ujarnya.

Baca juga: BMKG Peringatkan Ada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Wilayah Ini

Mengenai arah angin, Asri mengatakan saat ini bertiup dari utara ke timur laut dengan kecepatan angin 05-30 km per jam dengan suhu udara 24 - 32 °C serta kelembapan udara 60-95 persen.

"Waspadai juga potensi terjadinya hotspot (titik panas) akibat adanya kebakaran baik hutan atau lahan maupun permukiman yang mungkin terjadi di wilayah Tanjungpinang dan Bintan akibat suhu udara yang tinggi serta tiupan angin yang cukup kuat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com