Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sebulan, LRT Palembang Merugi Rp 9 Miliar 

Kompas.com - 12/02/2019, 11:09 WIB
Aji YK Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PALEMBANG, KOMPAS.com - Biaya operasional kereta light rail transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan, digelontorkan pemerintah pusat sebesar Rp 10 miliar dalam sebulan. 

Sementara, penghasilan dari operasional LRT Palembang, hanya mendapatkan Rp 1 Miliar perbulan dengan total penumpang dalam sehari sekitar 5.000. 

Dengan pendapatan tersebut, operasional LRT mengalami kerugian sebesar Rp 9 Miliar per bulan.

Baca juga: Stasiun LRT Palembang dan Kompleks JSC Rusak, BMKG Sebut Kecepatan Angin Tembus 27 Knot

Direktur Jenderal Perkereta Apian Kemenhub Zulfikri mengatakan, pendapatan LRT yang minim dari jumlah pengeluaran dikarenakan masih dalam masa konstruksi. 

Masa kontruksi ini pun, menurutnya akan berakhir hingga Mei 2019 mendatang. 

"Masa kontruksi sampai Mei, sekarang itu dengan penumpang sekitar 5.000, ya dapat segitu (Rp 1 miliar per hari)," kata Zulfikri, ketika kunjungan kerja di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (11/2/2019). 

Zulfikri mengatakan, pada tahun 2019, pemerintah kembai menggelontorkan dana sebesar Rp 123 miliar hingga akhir tahun mendatang.

Dana subsidi itu dikeluarkan untuk menutupi biaya operasional LRT Palembang, Sumatera Selatan. 

Baca juga: Diterjang Angin Kencang, Plafon Stasiun LRT Palembang hingga Kompleks Jakabaring Rusak

"Setelah Mei, nanti akan dilihat (hasilnya), Balai Pengelolaan LRT sudah terbentuk nanti akan melihat perkembangannya. Tahun ini biaya subsidi Rp 123 Miliar," ujar dia. 

Meski begitu, Zulfikri mengklaim jumlah penumpang LRT Palembang terus mengalami peningkatan, terhitung sejak tiga bulan terakhir. Di mana kalkulasi penumpang naik 12 persen dalam sehari.

"Penumpang harian naik 12 persen setiap hari. Artinya masyarakat sudah mulai menggunakan LRT sebagai transportasi harian," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com