Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Awal Februari, Ada 70 Kasus DBD di Sikka, NTT

Kompas.com - 04/02/2019, 17:40 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MAUMERE, KOMPAS.com - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, Flores, NTT, dari Januari hingga awal Februari 2019 mencapai 70 kasus.

"Dari Januari sampai Februari ini sudah ada 70 kasus. Di mana, pada bulan Januari ada 65 kasus dan Februari sampai hari ini 5 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Sikka, Maria BS Nenu, melalui pesan singkat, saat dikonfirmasi, Senin (4/1/2019).

Dari 70 kasus DBD di Kabupaten Sikka, sejauh ini tidak ada penderita yang meninggal dunia.

Maria mengatakan, langkah taktis yang dilakukan pemerintah daerah melalui Dinkes Sikka adalah menerapkan sistem kewaspadaan dini dengan surat edaran bupati kepada para camat untuk gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Baca juga: Antisipasi DBD, Dinas Kesehatan Imbau Warga Tanam Lavender

Dan juga dengan menerapkan 4 M plus yaitu menutup, mengubur, menguras, dan memantau.

Selama ini, lanjut dia, pihaknya aktif mempromosikan kesehatan melalui media dari tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil rakor dengan 5 camat dalam kota, kecamatan yang jumlah kasus DBD paling banyak adalah Kecamatan Alok l, Alok Timur, Alok Barat, Kangae, dan Kewapante.

"Para kepala puskesmas, petugas sanitasi puskesmas di dinkes untuk terus meneruskan langkah-langkah strategis PSN," ujar Maria.

"Pantau jentik bersama di kelurahan-kelurahan dan desa kasus terbanyak oleh tim kecamatan, puskesmas, dan tim dinkes. Gerakan 1 rumah 1 jumantik. Juru pemantau jentik," tambah dia.

Baca juga: Dinkes: 2 Penderita DBD Meninggal karena Terlambat Mendapat Pertolongan Medis

Selain itu, selama ini Dinkes Sikka sudah melakukan pembagian abate kepada masyarakat.

Pihaknya juga terus memantau jentik secara berkala dan terus dilakukan oleh ketua RT, RW, lurah, dan camat bersama masyarakat.

"Kita sosialisasikan gerakan 1 R 1 J. 1 rumah, 1 jumantik. Juru pemantau jentik oleh orang dalam rumah. Kader jentik sudah dilatih. Pemberdayaan terus dimulai untuk menjadi budaya hidup bersih dan sehat mulai dari rumah sendiri," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com