Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Radiah Meniti Harap di Gubuk Tua nan Memilukan...

Kompas.com - 02/02/2019, 12:05 WIB
Masriadi ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – Bangunan itu nyaris tak layak disebut rumah. Lebih tepat disebut gubuk. Luasnya sekitar 3 x 6 meter. Dibalut dengan dinding mulai dari pelepah rumbia, triplek bekas, hingga papan nan lapuk.

Dari dalam rumah, langit terlihat begitu jelas. Atap rumbia itu hanya ditutupi seadanya dengan plastik. Itulah potret rumah milik pasangan Mawardi (45) dan Radiah (40).

Pagi itu, Radiah menggendong putri bungsunya. Seorang bocah laki-laki berdiri di sampingnya. Dia tak banyak bicara. Matanya nanar menatap dinding rumah. Seringkali menunduk.

“Beginilah rumah kami,” kata Radiah, Jumat (1/2/2019) di Desa Pulo, Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara. Di depan rumah, tampak selembar karung bekas digantung. Dijadikan sebagai tirai jendela.

Baca juga: Kisah Nenek Emi yang Berhari-hari Temani Jasad Suaminya di Kamar

Suaminya, Mawardi tak bisa berbuat banyak. Di rumah itu pula mereka meniti harap. Membesarkan tiga buah hatinya hingga ke puncak tertinggi.

“Suami saya bekerja sebagai buruh harian, buruh bangunan dan lainnya. Sehari terkadang dapat Rp 50.000, kadang-kadang Rp 100.000,” terangnya.

Uang itu tentu nyaris tak mencukupi kebutuhan tiga anaknya. Karena itu pula, mereka bertahan di rumah itu.

Kondisi rumah tidak layak huni itu menjadi perbincangan di media sosial. Awalnya, tiga hari lalu, relawan Lembaga Peduli Duafa Aceh (LPDA) mengunggah foto-foto rumah itu di laman media sosial mereka.

Baca juga: Perempuan Tua Ini Tinggal Sendirian di Rumah yang Hampir Roboh

 

Ketua LPDA, Musfendi, menyatakan lembaga sosial yang didirikannya mengunjungi Radiah.

“Kami bantu sembako (sembilan bahan pokok), sebisa kami. Kondisinya memang memperihatinkan,” katanya.

Sekretaris Desa Pulo, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, Cik Li, menyebutkan di desa itu terdapat tujuh rumah yang tidak layak di desa itu.

“Tahun lalu, dalam sebuah musyawarah desa, kita undi siapa yang mendapatkan bantuan rumah yang sumber dananya kita gunakan dari dana desa. Dua rumah setahun. Namun, saat itu yang mendapat rumah Erpendi dan Sulaiman Gani. Jadi, Mawardi belum kebagian,” katanya.

Baca juga: Nenek Ini 10 Tahun Hidup Tanpa Listrik, Polisi Pasangkan Panel Surya 500 Watt Gratis

Dibantu dermawan bangun rumah

Setelah foto-foto rumah Radiah menyebar di media sosial. Seorang warga Lhokseumawe yang tidak ingin disebut namanya datang mengunjungi rumah itu.

Dermawan ini berjanji segera membangun rumah layak huni buat keluarga mungil itu.

“Orang yang ingin membangun rumah ini, tidak mau disebut siapa namanya. Berbuat baik memang tak mesti diketahui orang banyak,” kata Cik Li.

Pernyataan itu diakui Radiah. Dia mengaku sudah didatangi orang yang berjanji membangun rumah untuknya. “Saya berterima kasih,” katanya penuh haru.

Baca juga: Viral, Pernikahan Kakek 70 Tahun dengan Gadis 28 Tahun Setelah 10 Hari Pacaran

Bahkan Baitul Mal, Aceh Utara juga datang memberikan bantuan sembako dan kain sarung. Direncanakan, dua pekan lagi, dermawan itu mulai membangun rumah tersebut.

Radiah terus meniti harap, berdoa memberikan yang terbaik buat ketiga anaknya. Kemiskinan membuat mereka terus bertahan, di daerah yang kaya minyak bumi dan gas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com