Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Tua Ini Tinggal Sendirian di Rumah yang Hampir Roboh

Kompas.com - 04/02/2017, 21:50 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Rumah Sunik (76), di RT 03/02 desa Cepiring Kecamatan Cepiring Kendal Jawa Tengah, tidak sulit dicari. Sebab jaraknya dari Pantura Cepiring Kendal hanya sekitar 1 kilometer.

Sunik, termasuk orang yang banyak dikenal orang. Pasalnya, kabar perempuan tua yang hidup sendirian itu sudah ramai di media sosial facebook. Seperti ketika Kompas.com mencari alamatnya.

"Oh, Nenek Sunik, tinggal di sana, Mas. Lurus, nanti ada jalan kecil dan masuk. Rumahnya ada di pojok sendiri," kata seorang ibu yang ditanya oleh Kompas.com, Sabtu (4/2/2017).

Benar saja, ketika memasuki jalan kecil yang licin, Sunik, sudah terlihat duduk melamun di kursi bambu depan rumahnya yang hampir roboh. Sesekali, ia memegang kerudungnya.

Perempuan tua yang hidup sendirian ini, langsung tersenyum ketika mengetahui kedatangan Kompas.com.

"Cari saya, ya? Sini, tapi berdiri ya. Karena tidak ada tempat duduk," kata Sunik.

Sunik mengaku, merasa senang kalau kedatangan orang di rumahnya. Sebab biasanya, orang itu memberinya uang dan kadang makanan.

"Saya sudah dari semalam belum makan. Untuk menghilangkan lapar, saya duduk di depan rumah sambil menatap alang-alang," ujarnya.

Rumah Sunik yang berukuran 4×6 meter ini terbuat dari papan. Kondisi rumah yang berlantai tanah tersebut sangat memprihatinkan. Selain sudah reot, bagian belakangnya sudah roboh, dan depannya miring.

Di bagian samping kiri dan belakang rumah adalah rawa. Kalau hujan turun deras, air rawa itu masuk ke dalam rumah.

Sementara di depan rumahnya ada tanah kosong milik orang. Tanah itu ditumbuhi tanaman liar.

Di dalam rumah Sunik ada satu kamar berukuran 1,5 X2 meter. Kamar itu, biasa digunakan untuk tidur si empunya. Tidak ada dapur, kamar mandi, atau WC.

Kalau mau buang hajat, nenek yang pendengarannya sudah tidak normal itu, tinggal jongkok di belakang. Demikian juga kalau mandi. Kadang ia memanfaatkan air rawa tersebut.

"Kamar saya kalau hujan bocor. Tapi saya sudah menyiapkan 2 payung. Jadi kalau hujan, payung itu, aku taruh di samping bagian kepala saya dan kaki," aku Sunik.

Sunik mempunyai anak satu yang tinggal di Gunung Pati Semarang. Namun, menurut pengakuan Sunik, anaknya secara ekonomi tidak mampu. Tinggalnya masih kontrak, dan kerjanya serabutan.

Halaman Berikutnya
Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com