Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lemas karena Kelaparan, Korban Longsor Dievakuasi dengan Sarung dan Bambu

Kompas.com - 29/01/2019, 10:14 WIB
Abdul Haq ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GOWA, KOMPAS.com - Lantaran kondisinya yang lemas akibat kelaparan selama berhari-hari, seorang nenek di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Hartati (65) berhasil dievakuasi menggunakan bambu dan sarung dari bencana longsor yang membuat permukimannya terisolasi.

Evakuasi dilakukan di tengah cuaca buruk dan harus melewati puluhan titik longsor, Senin (29/1/2019).

Warga Desa Mangngempang, Kecamatan Bungaya, terpaksa dievakuasi menggunakan sarung dengan sebatang bambu sebagai penyangga. Ia ditemukan oleh relawan dari Wahdah Islamiah yang nekat menorobos permukiman warga yang terisolasi akibat bencana longsor.

"Kondisinya sangat lemah karena kelaparan selama berhari-hari, jadi kami terpaksa mengevakuasinya dengan peralatan seadanya. Sebab jika tetap bertahan di sana bisa membahayakan keselamatan jiwanya," kata Akram, relawan Wahdah Islamiah pada Selasa (29/1/2019).

Baca juga: Di Tengah Cuaca Buruk, Anjik Pelacak Temukan 3 Korban Longsor di Gowa

Nenek Hartati adalah salah satu dari puluhan warga Desa Mangngempang, Kecamatan Bungaya, yang selamat dari bencana longsor. Puluhan warga lainnya dinyatakan hilang.

Meski sebagian warga berhasil selamat, namun ancaman lain tetap menghantui mereka, yakni tidak adanya tenaga medis, serta persiapan makanan yang habis setelah bertahan hidup selama berhari-hari lantaran permukimannya masih terisolasi.

"Saya sama warga lainnya berhasil selamat dan saya bersyukur di sini ada obat dan makanan," kata Hartati yang kini berada di Posko Pengungsian di Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju.

Untuk sampai ke titik pengungsian bukanlah hal yang mudah karena harus ditempuh dengan berjalan kaki selama 8 jam dengan jarak tempuh 6 kilometer dan harus melalui puluhan titik longsor dan 4 sungai dengan arus yang deras

"Ada sekitar 24 titik longsoran yang kami harus lalui dengan kondisi tanah yang labil berlumpur serta hujan deras yang terus mengguyur. Belum lagi arus deras sungai yang kami harus seberangi. Tapi alhamdulillah berkat ketabahan semuanya dapat kami lalui," kata Akram.

Baca juga: Koordinasi Posko Induk Bencana Gowa Amburadul, Data Jumlah Korban Diralat

Bencana longsor di sejumlah titik memicu dibukanya pintu air bendungan Bilibili yang mengakibatkan air Sungai Jeneberang meluap dan menenggelamkan sejumlah permukiman di Kabupaten Gowa, Maros dan Kota Makasaar serta Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto pada Selasa (22/1/2019) lalu. Bencana ini telah memakan puluhan korban jiwa.

Di Kabupaten Gowa sendiri total korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 46 korban. Tim SAR gabungan dibantu TNI dan Polri serta relawan sendiri masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang dinyatakan hilang dalam bencana longsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com