Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Nenek yang Viral Selamatkan Cucu saat Banjir Gowa, Puluhan Tahun Jadi Orangtua Tunggal hingga Sekolahkan Anaknya Jadi Dokter

Kompas.com - 28/01/2019, 08:06 WIB
Abdul Haq ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GOWA, KOMPAS.com - Nenek yang viral saat menyelamatkan cucunya dari derasnya arus banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan cara berpegang pada pohon meski akhirnya meninggal dunia tetap dikenang sebagai nenek dan orangtua yang tangguh dalam menjalani hidup.

Di mata keluarga, ia adalah orangtua tunggal selama puluhan tahun membesarkan anak-anaknya meski harus banting tulang hingga dua anaknya berhasil menjadi dokter.

Berikut sejumlah fakta nenek yang viral menyelamatkan cucunya saat banjir bandang melanda Gowa, berdasarkan keterangan anak dan menantu korban kepada Kompas.com. 

Baca juga: Kisah Nenek Nur Selamatkan Cucunya saat Banjir di Gowa, 3 Jam Peluk Batang Pohon

1. Selamat setelah memeluk pohon jati putih selama 3 jam

Nurjannah Djalil (70) wanita kelahiran Mei 1963 menjadi viral di media sosial saat menyelamatkan cucu semata wayangnya, Waliziab Muhammad Nur (2) saat bencana banjir pada Selasa, (22/1/2019) melanda perumahan BTN Zigma Royal Part, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga.

Dirinya sempat selamat setelah bertahan dengan berpegangan pada pohon jati putih selama tiga jam.

2. Meninggal akibat serangan jantung dan telan air kotor

Meski demikian, keesokan harinya, Rabu, (23/1/2019), Nurjannah harus kembali dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Syech Yusuf Sungguminasa dan dinyatakan meninggal dunia dengan diagnosis serangan jantung dan terlalu banyak menelan air kotor.

"Dari hasil diagnosa dokter terkena serangan jantung dan terlalu banyak menelan air kotor" kata Muhlis, Humas RSDUD Syech Yusuf yang dikonfirmasi Kompas.com.

Baca juga: Nenek yang Viral karena Selamatkan Cucunya dari Banjir Gowa Meninggal

3. Puluhan tahun jadi orangtua tunggal untuk 4 putrinya

Nurjannah sendiri memiliki empat orang putri masing-masing bernama Zarah Fani Alizulhijjah (29), Indah (27) dan Adinda Afiandri (25) serta Ananda Dina Alginah (23).

Nurjannah adalah sosok orangtua tunggal pascaperceraian dengan suaminya, Rauddin (72) yang kini menetap di Malang, Jawa Timur sejak putri sulungnya masih berusia 7 tahun.

Sejak saat itu Nurjannah menjadi sosok orangtua tunggal mengasuh dan banting tulang mencari nafkah demi membesarkan dan menyekolahkan keempat putrinya.

"Beliau adalah sosok orangtua kami dimana dengan segala keterbatasan tetap menyekolahkan anak-anaknya meski harus berutang kiri kanan" kata Nurfadiansyah (30) kepada Kompas.com pada Senin, (28/1/2019).

Baca juga: Kisah Sucianti dan Bayinya, Berlari Selama 2 Jam hingga Selamat dari Longsor di Gowa

4. Nurjannah berhasil mendidik dua anaknya jadi dokter

Alhasil meski harus banting tulang membesarkan dan mendidik keempat putrinya, jerih payahnya pun membuahkan hasil. Dua orang putrinya kini telah bergelar dokter. 

Sedangkan dua anak lainnya masih berstatus mahasiswi di perguruan tinggi negeri dan swasta di Makassar

"Saya bisa menjadi dokter karena perjuangan ibu saya yang terus memberikan semangat walau pun kami tahu bahwa biaya pendidikan yang diberikan kepada kami sebagian adalah utang," kata Zarah Fani Alizulhijjah, anak sulung korban.

5. Pernah jadi reporter TVRI Ujung Pandang

Nurjannah diketahui pernah menjadi reporter TVRI Ujung Pandang sebelum akhirnya memilih untuk pulang mengabdi ke kampung halaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com