KOMPAS.com — Berita tentang deklarasi Nasrudin Azis, Wali Kota Cirebon, yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma'ruf menjadi sorotan, Senin (21/1/2019).
Wali Kota Cirebon sekaligus kader Partai Demokrat tersebut saat ini menunggu sikap Demokrat yang telah dianutnya sejak lama.
Selain itu, berita tentang empat jalur kereta api di Jawa Barat yang akan diaktifkan kembali juga mendapat perhatian pembaca.
Reaktivasi empat jalur tersebut diharapkan mengembangkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitar jalur tersebut.
Baca berita populer nusantara secara lengkap berikut ini:
Keempat jalur tersebut adalah rute Cibatu-Garut-Cikajang sepanjang 47,5 kilometer, rute Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 kilometer, rute Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 kilometer, dan rute Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer.
Kepala Humas PT KAI Agus Komarudin menyampaikan, reaktivasi jalur KA ini didukung pemerintah pusat dan daerah dengan harapan dapat mendorong daerah sekitar untuk lebih berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia menambahkan, skema pendanaan reaktivasi jalur KA di wilayah tersebut disarankan oleh regulator atau pembuat kebijakan untuk didanai oleh KAI.
"Meski demikian, KAI masih mengevaluasi sumber dana yang harus disiapkan KAI, dan menunggu arahan atau progress finalisasi bentuk keputusan tersebut dari regulator," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/1/2019).
Baca beritas selengkapnya: 4 Jalur KA di Jawa Barat Akan Difungsikan Kembali, Ini Penjelasan KAI
Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak pihak, khususnya jajaran para elite Partai Demokrat.
Hal itu disebabkan sikap politiknya yang berseberangan dengan perintah partai yang dianutnya, Partai Demokrat.
Dengan alasan tertentu, kader Partai Demokrat tersebut mendeklarasikan mendukung Jokowi-Ma'ruf. Hal ini berbeda dengan jalur politik partainya yang menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandi.
Baca berita selengkapnya: Fakta Dukungan Wali Kota Nasrudin Azis untuk Jokowi-Ma'ruf, Kejutkan Partai Demokrat hingga Terancam Sanksi