Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensus Burung Air Asia 2019 Digelar Januari

Kompas.com - 23/12/2018, 08:58 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com  - Asian Waterbird Census (AWC) atau Sensus Burung Air Asia akan dilaksanakan pada minggu kedua dan ketiga Januari 2019.

AWC ini merupakan bagian dari International Waterbird Census (IWC) yang bersifat global, kegiatan tahunan dengan basis jaringan kerja yang bersifat sukarela.

Kegiatan ini menjadi salah satu perangkat bagi upaya konservasi burung air serta lahan basah sebagai habitatnya.

“Di Indonesia, kegiatan AWC telah dilaksanakan sejak awal pencanangannya pada tahun 1986, dan dikoordinasi oleh Wetlands International Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kemitraan Nasional Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya di Indonesia, kata Yus Rusila Noor, Head of Programme Wetlands International Indonesia, Minggu (23/12/2018).

Baca juga: Lahan Basah Perkotaan Penting bagi Kehidupan Liar Burung Air

Sejauh ini, hasil dari penghitungan burung air melalui kegiatan IWC dan AWC telah digunakan dalam menentukan status populasi burung air secara global.

Hasil ini juga digunakan sebagai acuan pengelolaan kawasan yang luasnya lebih dari 5 juta km persegi.

Hasil AWC ini sangat berarti bagi para ahli sehingga pendataan status 871 jenis burung air kemudian dikaji secara ilmiah untuk menentukan kegiatan pengelolaannya.

“Di Indonesia, data mengenai populasi digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan beberapa Taman Nasional penting, penentuan lokasi penting untuk Konvensi Ramsar dan East Asian Australasian Flyway Partnership (EAAFP) serta penentuan status jenis-jenis yang dilindungi,” tutur Yus Rusila Noor.

Yus Rusila Noor, dalam kegiatan skala global ini ditunjuk sebagai koordinator nasional dan Ragil Satriyo Gumilang sebagai koordinator pelaksananya.

Proses pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan AWC ini dilakukan oleh Wetlands International Indonesia.

“Kami saling koordinasi dan bantu dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta jaringan kemitraan nasional yang tersebar di seluruh Indonesia untuk pelaksanaannya,” kata Ragil Satriyo Gumilang.

Kompas TV Pusat Penangkaran Satwa Cikananga, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tengah melakukan karantina terhadap 45 ekor burung merak berbagai jenis yang merupakan hasil sitaan tim BKSDA Jawa Barat. Selain itu ada pula 11 ekor buaya yang turut dirawat karena kondisinya mengkhawatirkan. Sebanyak 45 ekor burung merak dan 11 ekor buaya berbagai jenis dikarantina oleh Tim Pusat Penanganan Satwa Cikananga, kecamatan Nyalindung, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Puluhan merak ini dikirim oleh tim penegak hukum Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat yang didapat dari sitaan di sebuah vila di wilayah Bogor dan diduga tak memiliki izin resmi. Selain itu ada pula buaya yang ditangkarkan di penangkaran satwa alur namun karena jumlahnya melebihi kapasitas maka dipindahkan ke tempat ini. Saat pertama dikirim puluhan satwa liar mengalami kondisi memprihatinkan akibat stres dan banyak terdapat luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com