Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensus Burung Air, Ada 25 Jenis yang Dilindungi di Indonesia

Kompas.com - 26/04/2018, 13:07 WIB
Rosyid A Azhar ,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

 

GORONTALO, KOMPAS.com – Sebanyak 68.283 burung air dari 103 jenis atau 52 persen jenis burung air di Indonesia didata dalam program penghitungan burung air Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari International Waterbird Cencus dan Asian Waterbird Cencus (AWS) 2017.

Dari 103 jenis tersebut, 25 jenis yang diamati masuk jenis yang dilindungi di Indonesia.

Selain itu, 4 jenis berstatus genting (Endangered), 2 jenis rentan (Vulnerable), dan 13 jenis mendekati terancam punah (Near Threatened) berdasarkan kriteria International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List.

Keempat jenis yang berstatus genting tersebut adalah bangau bluwok (Mycteria cinerea), gajahan timur (Numenius madagascariensis), Trinil Nordmann (Tringa guttifer), dan kedidi besar (Calidris tenuirostris).

Bangau sandang lawe (Ciconia episcopus) dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus) adalah 2 jenis burung yang berstatus rentan.

Baca juga: Di Danau Limboto, Ratusan Burung Ibis Rokoroko Terlihat Mencari Makan

Adapun jenis yang mendekati terancam punah adalah pecuk ular asia (Anhinga melanogaster), bangau leher hitam (Ephippiorhynchus asiaticus), ibis cucuk besi (Threskiornis melanocephalus), cerek jawa (Charadrius javanicus), cerek melayu (Charadrius peronii), gajahan erasia (Numenius arquata), biru laut ekor hitam (Limosa limosa), biru laut ekor blorok (Limosa lapponica), trinil lumpur asia (Limnodromus semipalmatus), kedidi merah (Calidris canutus), kedidi leher merah (Calidris ruficollis), kedidi golgol (Calidris ferruginea), dan wiliwili besar (Esacus magnirostris).

“Dari program penghitungan burung air ini juga diketahui ancaman mereka yang banyak dilaporkan adalah perburuan, limbah domestik, serta pestisida,” kata Yus Rusila Noor, Head of Programme Wetlands International Indonesia, yang juga koordinator nasional penghitungan burung air Indonesia, Kamis (26/4/2018) di Gorontalo.

Yus Rusila Noor menambahkan, hasil Asian Waterbird Census ini mengindikasikan keberhasilan implementasi sensus, terutama dukungan dan keterlibatan sukarelawan, terbentuknya jejaring yang luas, komunikasi dan intensitas penggunaan media sosial, serta interaksi dalam pelatihan.

Kegiatan ini merupakan kerja bareng antara Wetlands International Indonesia dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendapat dukungan National Geographic Society serta Kemitraan Nasional Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com