Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berubah Nama Jadi Rumah Bung Karno, Loji Gandrung Kini Lebih Terbuka

Kompas.com - 07/12/2018, 11:53 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Rumah dinas wali kota Surakarta, Loji Gandrung di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, kini terlihat lebih terbuka. Ada beberapa bagian bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda ini yang diubah.

Pagar besi pembatas antara halaman Loji Gandrung dengan pejalan kaki (citywalk) dihilangkan.

Taman di depan bangunan bergaya Eropa disulap menjadi sebuah kolam. Di kolam ini berdiri kokoh patung Jenderal Gatot Subroto.

Sementara bangunan pos penjagaan di sisi barat dipindah ke sisi timur. Semuanya itu dilakukan untuk menunjukkan eksistensi Loji Gandrung sebagai bangunan cagar budaya (BCB) peninggalan sejarah.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, renovasi Loji Gandrung tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Ia tidak ingin bangunan peninggalan sejarah itu tertutup oleh maraknya pembangunan.

"Jangan dikira ini membuat proyek, enggak. Namun, bangunan bersejarah ini jangan sampai tertutup dengan bangunan-bangunan modern yang berada di kanan kiri," ungkap Rudy di Solo, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).

Baca juga: Hotel di Solo Ciptakan Pohon Natal dari Bahan Akar Wangi dan Boneka

Rumah dinas yang pernah ditempati Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menjabat wali kota pada periode 2005-2012 itu akan berubah nama menjadi "Rumah Bung Karno".

"Kita menjadikan Loji Gandrung ini sebagai destinasi bangunan cagar budaya. Jadi tidak salah kalau Loji Gandrung diberi nama Rumah Bung Karno," kata dia.

Pergantian nama Loji Gandrung tersebut, kata Rudy, juga untuk menghargai dan menghormati Bung Karno sebagai pendiri bangsa Indonesia. Menurutnya, setiap kali ke Solo Bung Karno selalu singgah dan menginap di Loji Gandrung.

"Bung Karno dulu kalau ke Solo menginap di sini, tinggal di sini. Ini bagian dari sebuah penghargaan dan penghormatan kepada beliau (Bung Karno) selaku pendiri republik, bapak bangsa dan plokamator," imbuhnya.

Dia berharap keberadaan Loji Gandrung dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas sebagai sebuah destinasi bangunan cagar budaya.

Baca juga: Pembangunan Ruang Tunggu KA Bandara di Stasiun Solo Balapan Baru Capai 10 Persen

Rudy juga memperbolehkan apabila ada masyarakat yang ingin mengadakan pertemuan atau acara di Loji Gandrung.

"Dengan catatan kalau ada pertemuan-pertemuan di Loji Gandrung, ya, konsumsinya makanan khas Solo. Seperti jajanan pasar dan sebagainya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com