Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ayam Bantuan Pemerintah Mati, Program "Bekerja" Terancam Gagal

Kompas.com - 09/11/2018, 16:18 WIB
Iqbal Fahmi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Sahroji (54) panik bukan main saat melongok kandang ayam di belakang rumahnya di Desa Candinata, Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah.

Puluhan ayam jowo super (joper) miliknya hibah dari Kementerian Pertanian mati secara misterius.

Ayam unggulan hasil pemuliaan yang masih berusia itik tersebut satu-persatu mati sebelum tumbuh dewasa.

Dalam jangka waktu satu minggu setelah diterima, 50 ekor ayam Sahroji saat ini hanya tersisa belasan ekor saja.

“Sekarang paling tinggal empat belas, tidak sampai seminggu ayam sudah ada yang mati,” katanya, Jumat (9/11/2018).

Ternyata kematian masal ayam joper menimpa hampir seluruh penerima bantuan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) Kementan di Desa Candinata. Seperti Nawiaji (45) yang mengaku hanya menyisakan 13 ekor ayam sejak sepekan disalurakan.

“Ya, sama, paling tinggal 13 ekor, di sini (Candinata) rata-rata ya pada mati, paling tinggal belasan saja,” ujarnya.

Baca juga: Polisi Ungkap Kasus Penjualan Satwa Dilindungi di Pasar Ayam Cirebon

Nawiaji sendiri belum mengetahui penyebab pasti kematian massal ribuan ayam bantuan di desanya. Ayam tetap saja tidak dapat bertahan hidup meski sudah diberi pakan sesuai standar yang disosialisasikan oleh dinas.

Nawiaji mengungkapkan, pembagian ayam bantuan disalurkan melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga di lapangan desa setempat.

Saat penyerahan bantuan, baik warga maupun dinas tidak mempersiapkan keranjang untuk membawa ayam pulang.

“Dinas waktu ngasih tidak pakai keranjang, jadi ayam-ayamnya dimasukin ke karung,” ungkapnya.

Hal tersebut, lanjut Nawiaji, diduga membuat kondisi ayam stres sehingga daya tahan tubuhnya semakin lemah. Ditambah bentuk kandang yang tidak standar membuat ayam tersebut tidak dapat bertahan hidup.

“Nah, kandangnya kan kandang biasa, mungkin kurang hangat,” katanya.

Dalam protap, setelah penyaluran, seharusnya petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga melakukan pendampingan. Namun sejak pertama bantuan tersebut disalurkan, warga tidak pernah mendapati kehadiran petugas pendamping dari instansi terkait.

“Kayaknya belum pernah ada yang datang ke rumah,” ujar Nawiaji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com