Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500-an Warga Makassar Ingin Adopsi 84 Anak Korban Bencana Sulteng

Kompas.com - 05/10/2018, 15:42 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Sekitar 500-an warga kota Makassar yang menerima kabar hoaks ingin mengadopsi 84 anak korban bencana gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) yang kini ditampung di Yayasan Akar Panrita Mamminasata, Jl Bukit Baruga, Antang, Kota Makassar.

Kepala Sekolah Yayasan Akar Panrita Mamminasata, Fitriana Basira yang ditemui di kantornya, Jumat (5/10/2018) dengan tegas membantah bahwa 84 anak korban bencana Sulteng yang kini di bawah tanggungannya siap diadopsi.

Bahkan, pihak yayasan sekolah TK dan SD ini pun telah menyebarkan poster bertuliskan “Informasi Adopsi Hoaks Semata”.

“Sejak kemarin sampai sekarang, sudah ada sekitar 500-an warga di Kota Makassar ingin mengadopsi anak korban bencana Sulteng yang kami tampung disini. Ada yang menelpon akan mengadopsi, ada pula yang datang langsung ke sini mau mengadopsi anak. Rata-rata ibu-ibu yang berminat mengadopsi anak korban bencana Sulteng,” katanya.

Fitriana mengungkapkan, 84 anak korban bencana Sulteng yang ditampung di sekolahnya semuanya mempunyai kelurga.

Meski ada anak yang terpisah dengan kedua orang tuanya saat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulteng, tapi mereka datang bersama dengan keluarganya.

“Ke-84 anak korban bencana di Sulteng ini semuanya mempunyai keluarga. Mereka ada yang terpisah dengan kedua orang tuanya, tapi mereka datang ke sini dengan keluarganya yakni tante dan pamannya,” tuturnya.

Baca juga: Wiranto: Korban Luka Berat, Segera Angkat ke Makassar

Saat ditanya soal keberadaan kedua orang tua anak-anak korban bencana di Sulteng, Fitriana belum bisa memastikan apakah berhasil selamat ataukah tidak.

Pasalnya, hingga saat ini pihaknya juga menunggu kabar dari Sulteng.

“Kami belum tahu pasti soal berhasil selamatkah kedua orang tua anak-anak ini. Tapi kan situasi di sana, mereka bisa saja terpisah saat bencana terjadi. Termasuk juga saat hendak naik pesawat ke sini, diutamakan anak-anak dan korban luka. Nah, bisa saja mereka terpisah saat proses evakuasi. Jelas 84 anak ini ada keluarganya, entah tante atau pamannya,” katanya.

Fitriana menuturkan, antusiasme warga Kota Makassar terhadap korban bencana Sulteng sangat besar.

Setiap hari dia mendapat kunjungan hingga ribuan orang yang datang membesuk dan membawa bantuan.

“Kalau bantuan dari warga Kota Makassar sangat banyak, bisa lihat sendiri orang yang datang. Bahkan, kami kasih antrian mereka saat membesuk. Mulai dari pagi hingga tengah malam, silih berganti orang datang membesuk dan membawa bantuan,” tandasnya.

Fitriana mengaku belum bisa menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan yayasan terhadap anak korban bencana Sulteng. Sebab, saat ini dirinya fokus merawat dan menghilangkan trauma pada anak akan bencana yang telah dialaminya.

“Jelas kami rawat dulu sambil menghilangkan traumanya. Kami juga langsung diikutkan dalam proses belajar di sekolah ini. Jika ada pun anak SMP atau SMA, kami akan carikan sekolah. Kami juga tidak tahu, apakah pengungsi ini akan menetap di Kota Makassar atau kah akan kembali ke Sulteng,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, beredar luas broadcast pesan singkat bahwa 84 anak korban bencana Sulawesi Tengah (Sulteng) yang ditampung di Yayasan Akar Panrita Mamminasata dan RSUD Daya Makassar, siap diadopsi.

Kabar ini juga beredar luas di media sosial yang menyebutkan, “Bantu share dari grup sebelah. Siapa tau ada yang keluarga ta yang mengadopsi anak dari Palu, ada 100 lebih anak bayi di tempat penampungan di Antang. Korban gempa Palu yang sudah tidak ada orang tuanya." 

Kompas TV Memasuki hari ke tujuh, Wapres juga memastikan stok logistik seperti bahan makanan, air mineral aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com