Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Gorontalo Dapat Gelar Adat karena Berjasa Amankan Negeri

Kompas.com - 02/08/2018, 11:07 WIB
Rosyid A Azhar ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Sidang adat Gorontalo yang dihadiri para pembesar negeri mengukuhkan pemberian gelar (pulanga) Ti Tulai Bala lo Madala kepada Brigjen Rachmad Fudail, Kapolda Gorontalo, Kamis (2/8/2018).

Sidang adat ini dipimpin Marten Taha selaku Tauwa lo Data didampingi ketua-ketua lembaga adat serta pemangku adat buatula to longo to uduluwo limo lo pohalaa.

Gelar ini bermakna putera Indonesia terbaik yang berjasa mengamankan negeri. 

Brigjen Rachmad Fudail telah dianggap memiliki peran yang besar dalam memberi pengayoman kepada negeri Gorontalo. Karena itu, para pemangku adat bersepakat untuk memberi pulanga.

Pulanga ini diberikan seseorang berdasarkan pahawe (perilaku), ooliyoo (pembawaan), motolangaa (berkeluarga), motonggo lipu (berpemerintahan) dan ilomata (karya).

Upacara adat dimulai dari mopomaklumu (mengumumkan) di bulita (rumah pribadi) yang diiringi dengan hantalo lo ulipu, genderang negeri.

Baca juga: Kronologi Ibu Lurah Pura-pura Mati agar Selamat dari Percobaan Pembunuhan

Prosesi adat yang panjang dari pagi digelar di rumah adat yiladia Dulohupa lo ulipu Hulontalo atau balai adat) yang melibatkan para pemangku adat dari 5 negeri, Limboto, Suwawa, Gorontalo, Atinggola, dan Bulango.

Prosesi adat ini sejak awal dipenuhi dengan tradisi lisan leningo, tahuda dan Tujai yang diucapkan pemangku adat.

Ito Eya, wawu ma pidudutola  lo tadiya. To pulanga lo olongia. Wahu  timenga katia. To lipu limo lo pohalaa tia. Dila bolo pobua-potia. Lo tuango-potia. Dila bolo otihiya. Oduduo lo tadia. (Yang mulia, akan dikukuhkan dengan sumpah. Pada jajaran gelar adat setara raja-raja. Dan ditimbang-timbang serta di lima kerajaan ini. Jangan berpecah belah. Dengan seisi negeri ini cermati. Jangan sampai tersisihkan. Nanti kena sumpah).

“Ada dua macam pulanga, pulanga Dilito yang diberikan kepada olongia, huhuhu, wulea lo lipu yang sekarang setingkat gubernur, bupati/wali kota dan camat. Ada juga pulanga Tinepo yang diberikan kepada putera terbaik Indonesia yang telah banyak berjasa,” kata Marten Taha, tokoh adat yang memimpin sidang.

Baca juga: Saksikan Prosesi Adat, Bocah SD Tenggelam di Sungai

Kompas TV Kisah Nenek Syaira Molingo atau Nenek Kuni (80 tahun) begitu memilukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com