Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2018, 11:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEKAN ini umat Muslim memulai ibadah puasa. Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Islam, dan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan berpuasa, dalam konteks Indonesia saat ini tentu saja kegiatan ini diharapkan mendinginkan suasana Pilkada Serentak 2018.

Harapan besar ini tidak berlebihan, mengingat luka Pilkada DKI 2017 yang kental dengan nuansa politik identitas yang intimidatif belumlah kering.

Doa dan harapan untuk kedamaian didaraskan akibat cobaan yang menimpa bangsa ini karena aksi terorisme beruntun di sejumlah wilayah. Tidak hanya menyasar aparat keamanan, aksi keji yang melibatkan anak-anak tersebut menyasar kegiatan ibadah.

Pada sisi lain, Ramadhan dalam pelaksanaan Pilkada 2018 secara skeptis dapat dilihat sebagai kesempatan para pemburu kekuasaan yang bertarung sebagai ajang menjual diri. Apalagi kalau bukan menunjukkan tingkat kesalehan masing-masing.

Baca juga: Jaga Kesucian Ramadhan, Bawaslu dan Ormas Islam Deklarasi Gerakan Bersama Pilkada Bersih

Menonjolkan citra yang berintegritas agama, selalu menjadi salah satu strategi komunikasi politik penting di Indonesia. Kesalehan dalam bungkus ritus dan semiotika beragama melalui pakaian dan atribut menjadi hal penting.

Karena agama masih dianggap hal serius, agama merupakan senjata yang ampuh dalam hal mengail dukungan. Integritas agama menjadi penting dalam setiap kegiatan politik di Indonesia karena agama menjadi kecenderungan mayoritas masyarakat Indonesia.

Alhasil pembentukan citra dari aspek agama selalu dilakukan dengan harapan akan relevan bagi pemilih.

Dalam hal candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorietasi pada kandidat di Indonesia, bukan hal aneh bila musim kampanye tiba maka mendadak kabar tentang rajinnya kesalehan para calon pemimpin, melalui ritus agama dan penampilan, yang seharusnya menjadi kesalehan pesonal, ditunjukkan secara terbuka dan masif melalui berbagai saluran (channel).

Harapannya tentu saja adalah respons positif dari para pemilik suara yang diharapkan berkeyakinan dengan citra kesalehan tersebut maka para calon pemimpin mampu menjalankan amanat rakyat: tidak saja melakukan perubahan sosial dan ekonomi, namun juga takut menjalankan keputusan yang menyimpang dari ajaran agama.

Dalam komunikasi politik, terutama paradigma mekanistik terdapat unsur komunikator, pesan, media, khalayak, dan efek. Pusat kajiannya terletak pada efek dengan keyakinan bahwa efek yang positif dapat diciptakan, direkayasa, dibina, dan diperkuat oleh komunikator.

Itulah sebabnya citra politik dipandang sebagai efek dari komunikasi politik, baik secara langsung maupun melalui media, terutama media massa dan, media sosial. Untuk kasus di Indonesia, media massa yang paling dikonsumsi adalah televisi dan media sosial.

Sebagaimana kita ketahui, televisi dengan aspek audio-visual masih merupakan salah satu media terkuat dalam membentuk opini publik. Artinya, televisi akan selalu digunakan secara luas sebagai saluran komunikasi kampanye dalam melakukan pencitraan atau pembentuk opini publik.

Baca juga: Fadli Zon Nilai Brilian Ide Bentangkan Kaus #2019GantiPresiden Saat Debat Pilkada

Namun dalam kasus Pilkada saat ini, upaya penggunaan televisi sebagai alat pembentuk opini publik sulit dilakukan mengingat ketatnya peraturan penyelenggaraan pemilu yang kini berlaku yakni Peraturan KPU-RI Nomor 7 Tahun 2015 dan Keputusan KPU-RI Nomor 123/Ktps/KPU/ Tahun 2016.

Saleh di medsos

Satu aturan yang sulit membuat para calon pemimpin peserta dan partai pendukung dalam Pilkada 2018 adalah hal pemasangan iklan di media cetak dan elektronik berada di tangan KPU. Artinya, para pemburu kemenangan itu sulit untuk membentuk citra mereka secara mendadak.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com