Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Intelijen, Seorang Misionaris Dibunuh

Kompas.com - 01/04/2018, 23:21 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh puluhan orang tak dikenal  kembali terjadi di Papua. Kali ini seorang misionaris bernama Berni Fellery Kunu (24) yang menjadi korban.

Pria asal Minahasa itu ditemukan tak bernyawa di pedalaman Kampung Yabasorom, Distrik Pamek, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua, Kamis (29/3/2018), saat melakukan pelayanan kesehatan.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal membenarkan adanya kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh puluhan orang.

"Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, jumlah pelakunya ada 23 orang, yakni 19 orang pria dan 4 orang wanita," katanya, Sabtu (31/3/2018) malam.

Baca juga : Dua Pelaku Pembunuhan Sopir Taksi Online Ditangkap, Satu Ditembak Mati

Kamal menjelaskan sebelum kejadian para pelaku dengan menggunakan benda tumpul dan juga busur panah mendatangi kediaman para misionaris yang dihuni dua rekan korban.

"Jadi mereka bertiga ini adalah petugas kesehatan dari Yayasan Advent, untuk misi kemanusiaan. Saat mereka tiba di Kampung Yabansorom dihadang lalu di interogasi seorang pria yang mengaku sebagai ketua mereka. Pertanyaannya, apa tujuan mereka datang ke kampung itu. Lalu apakah mereka ada yang bekerja sebagai intelijen Indonesia," kata Kamal.

Di samping itu, lanjut Kamal, pelaku juga menyampaikan bahwa ia adalah Ketua Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah itu selama 25 tahun.

"Lalu para pelaku menggeledah rumah dan mencari keberadaan korban yang bertepatan berada di sungai, yang berjarak 50 meter dari rumah," paparnya.

Baca juga : Helmi, Penembak Dokter Lety, Didakwa Pembunuhan Berencana dan Kepemilikan Senpi

Menurut keterangan dua orang saksi yang merupakan rekan korban, kata Kamal, sungai tersebut tidak jauh dari kediaman mereka dan arus air sangat deras sehingga pada saat pembunuhan, mereka tidak mendengar jeritan suara dari korban.

"Para saksi merasa ketakutan, sehingga tidak berani keluar dari rumah tinggal. Pada keesokan harinya saksi mencari korban di sekitar kali dan tidak jauh dari kali ditemukan seperti sebuah kuburan. Pada saat digali ditemukan korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. Kemudian, para saksi menyampaikan informasi itu ke yayasan untuk di jemput ke Kota Jayapura, menuju ke rumah sakit Bhayangkara Polda Papua,"ujarnya.

Usai di evakusi ke RS Bhayangkara, ungkap Kamal, pihaknya langsung menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga di Manado, Sulawesi Utara.

"Sampai sejauh ini, kasus pembunuhan ini masih dalam penyelidikan," lugasnya.

Kompas TV Masamah akhirnya bisa kembali ke Tanah Air setelah sebelumnya terancam hukuman mati di Arab Saudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com