Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kakek 65 Tahun Sumbangkan Lahan di Tepi Sungai Citepus demi Atasi Banjir

Kompas.com - 13/02/2018, 16:38 WIB
Dendi Ramdhani,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Salah seorang warga Pagarsih, Bandung, Kosasih (65), rela menyumbangkan lahan usahanya secara sukarela untuk mempermudah Pemkot Bandung membangun basement air atau normalisasi Sungai Citepus di Jalan Pagarsih.

Atas kedermawanan Kosasih, Pemerintah Kota Bandung pun memberinya penghargaan. Dalam kegiatan peresmian basement air Pagarsih, Kosasih pun menjadi tamu kehormatan dari Pemkot Bandung.

Kosasih bercerita, sekitar beberapa bulan lalu, dia didatangi oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Saat itu, Ridwan Kamil bercerita bahwa Pemkot Bandung membutuhkan lahan miliknya yang tepat berada di bibir Sungai Citepus.

"Pas mulai proyek saya dipanggil (oleh Ridwan Kamil), bertemu di sini. Pak Wali bilang kan ada rencana normalisasi sungai, kebetulan tempat saya di belokan sungai itu perlu disodet," ungkap Kosasih saat ditemui Kompas.com di Jalan Pagarsih, Selasa (13/2/2018).

(Baca juga: Begini Penampakan Sungai Citepus di Bandung yang Dipenuhi Sampah

Lahan sepanjang 30 meter dengan lebar 1,5 meter itu Kosasih sewakan kepada salah seorang pengusaha percetakan. Pedapatan dari sewa bangunan itu cukup membantu ekonomi Kosasih. Namun, setelah berbicara dengan Ridwan Kamil, dia sepakat merelakan lahannya dikeruk.

"Saya ikhlas saja. Saya sadar tanah di pinggir sungai dan tak bisa jadi bangunan. Jadi disumbangin saja. Kalau disewakan manfaatnya hanya untuk saya tapi kalau dihibahkan jadi kepentingan masyarakat, biar enggak banjir lagi," tutur Kosasih.

Di tempat yang sama, Ridwan Kamil memberi apresiasi khusus atas kedermawanan Kosasih yang mau menyumbangkan lahannya tanpa dibayar sepeserpun.

"Dalam proses ini ada penyempitan. Nah kemarin ada satu warga namanya Pak Kosasih berhasil saya temui karena lahannya krusial dalam belokan air. Kalau belokan itu tak dibebaskan tanahnya, nanti bottleneck airnya balik kanan lagi. Ternyata di luar dugaan Pak Kosasih sangat pengertian dan tidak meminta ganti sepeser pun padahal tanahnya sudah sertifikat hak milik," ucap pria yang kerap disapa Emil ini.

(Baca juga: Cerita Suami Istri Muslim Ikut Bersih-bersih Gereja Santa Lidwina Bedog)

Dia pun meminta aparat kewilayahan agar memberikan penghargaan khusus bagi Kosasih. Selain itu, Emil pun akan mengundang keluarga Kosasih dalam jamuan makan malam.

"Sehingga saya apresiasi secara pribadi saya akan undang makan malam juga. Secara formal Pak Camat akan beri penghargaan," tuturnya.

 

Kompas TV Banjir yang menggenangi ratusan rumah warga berangsur surut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com