Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangutan yang Mati di Kalahien Itu Korban Berondongan 17 Peluru Senapan Angin

Kompas.com - 18/01/2018, 21:34 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Terungkap sudah penyebab matinya orangutan yang bangkainya ditemukan di Sungai Barito, Desa Kalhien, Kabupaten Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Dalam otopsi yang akhirnya digelar Kamis (18/1/2018) sore, terungkap bahwa primata itu tewas karena berondongan 17 peluru senapan angin.

"Satu peluru di paha kiri, 14 peluru di bagian depan, dan dua peluru di bagian belakang atau punggung," kata Ramadhani, manajer Habitat Centre for Orangutan Protection (COP), yang juga mengirim anggotanya pada kegiatan itu di lokasi penguburan orangutan itu.

Luka-luka yang dialami orangutan jantan dewasa itu juga disebabkan oleh benda tajam.

"Pada bagian leher ditemukan lebih tiga luka yang disebabkan oleh benda tajam, sehingga leher putus kena tebasan," lanjut Ramadhani.

Baca juga : Kuburan Orangutan di Kalahien Akan Digali untuk Diotopsi

Selain itu, lambung primata yang dilindungi undang-undang itu mengalami patah 7 tulang rusuk sebelah kiri, dan lambung pecah karena terjangan peluru. Jantung dan paru-paru juga terkena peluru.

"Bagian dada sebelah kiri terdapat luka lebam akibat benda tumpul yang menyebabkan tulang rusuk patah," tambah Ramadhani.

Orangutan ini dipastikan orangutan liar yang belum pernah mengalami rehabilitasi sebelumnya. Hal ini dipastikan dengan tidak ditemukannya microchip pada tubuhnya.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Adib Gunawan mengatakan, kegiatan otopsi dimulai pada pukul 14.52 WIB, dengan pembongkaran kuburan orangutan itu.

Selanjutnya, bangkai orangutan dipindah ke meja nekropsi untuk diidentifikasi, dan dibedah oleh dokter polisi dan forensik dari Polda Kalimantan Tengah, dan dokter hewan dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).

"Pukul 16.15 WIB, pemeriksaan selesai dan bangkai orangutan dibawa ke Palangka Raya (BOSF), untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Adib.

Baca juga : Aktivis Lingkungan Sesalkan Temuan Bangkai Orangutan Tak Diotopsi

Kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kapolsek Dusun Selatan, AKP Budiono, yang juga terlibat dalam proses otopsi itu, memastikan akan menyidiki lebih lanjut siapa pelaku pembunuhan orangutan itu. Ia mengatakan pihaknya akan menelusuri hingga ke hulu sungai, sejauh wilayah hukumnya.

Orangutan malang ini ditemukan tewas mengambang di sungai dengan kondisi tubuh tanpa kepala pada Senin (15/1/2018) pagi. Pada hari itu juga, petugas dan warga setempat langsung menguburnya karena telah berbau busuk.

Kompas TV Satu jenis spesies baru orang utan ditemukan di Indonesia, kera besar asal Tapanuli ini berbeda dengan dua spesies orang utan asal Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com