Salin Artikel

Orangutan yang Mati di Kalahien Itu Korban Berondongan 17 Peluru Senapan Angin

Dalam otopsi yang akhirnya digelar Kamis (18/1/2018) sore, terungkap bahwa primata itu tewas karena berondongan 17 peluru senapan angin.

"Satu peluru di paha kiri, 14 peluru di bagian depan, dan dua peluru di bagian belakang atau punggung," kata Ramadhani, manajer Habitat Centre for Orangutan Protection (COP), yang juga mengirim anggotanya pada kegiatan itu di lokasi penguburan orangutan itu.

Luka-luka yang dialami orangutan jantan dewasa itu juga disebabkan oleh benda tajam.

"Pada bagian leher ditemukan lebih tiga luka yang disebabkan oleh benda tajam, sehingga leher putus kena tebasan," lanjut Ramadhani.

Selain itu, lambung primata yang dilindungi undang-undang itu mengalami patah 7 tulang rusuk sebelah kiri, dan lambung pecah karena terjangan peluru. Jantung dan paru-paru juga terkena peluru.

"Bagian dada sebelah kiri terdapat luka lebam akibat benda tumpul yang menyebabkan tulang rusuk patah," tambah Ramadhani.

Orangutan ini dipastikan orangutan liar yang belum pernah mengalami rehabilitasi sebelumnya. Hal ini dipastikan dengan tidak ditemukannya microchip pada tubuhnya.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Adib Gunawan mengatakan, kegiatan otopsi dimulai pada pukul 14.52 WIB, dengan pembongkaran kuburan orangutan itu.

Selanjutnya, bangkai orangutan dipindah ke meja nekropsi untuk diidentifikasi, dan dibedah oleh dokter polisi dan forensik dari Polda Kalimantan Tengah, dan dokter hewan dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).

"Pukul 16.15 WIB, pemeriksaan selesai dan bangkai orangutan dibawa ke Palangka Raya (BOSF), untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Adib.

Kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kapolsek Dusun Selatan, AKP Budiono, yang juga terlibat dalam proses otopsi itu, memastikan akan menyidiki lebih lanjut siapa pelaku pembunuhan orangutan itu. Ia mengatakan pihaknya akan menelusuri hingga ke hulu sungai, sejauh wilayah hukumnya.

Orangutan malang ini ditemukan tewas mengambang di sungai dengan kondisi tubuh tanpa kepala pada Senin (15/1/2018) pagi. Pada hari itu juga, petugas dan warga setempat langsung menguburnya karena telah berbau busuk.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/18/21343431/orangutan-yang-mati-di-kalahien-itu-korban-berondongan-17-peluru-senapan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke