Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2017, 23:41 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sepasang remaja di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengaku dihantam memakai pistol dan mendapat kekerasan fisik dari seorang oknum polisi saat ketahuan berada di sebuah kamar penginapan.

Ia (17) dan Is (18), sepasang kekasih yang sudah dijodohkan oleh orangtua mereka tersebut, mengaku terpaksa berteduh di sebuah penginapan karena sudah malam dan hujan deras saat pulang sehabis berkaraoke.

Namun karena hujan semakin deras dan tidak berhenti, keduanya memutuskan untuk menginap sambil mengeringkan baju mereka yang basah kuyup. Ia mengatakan, sekitar 15 menit berada di kamar penginapan, tiba-tiba saja oknum polisi anggota Polsek Sebatik, Kabupaten Nunukan, yang bernama Rahmat masuk kamar dengan menendang pintu.

”Kejadiannya Rabu 4 Oktober lalu. Pintu ditendang, lalu Is juga ditendang, ditampar mukanya sampai bengkak,” ujar Ia, Minggu (19/11/2017).

Is menambahkan, oknum polisi yang mendobrak pintu kamar tempatnya menginap bersama pacanya tersebut diduga mabuk karena matanya merah dan tercium bau alkohol. Selain melakukan kekerasan terhadap Is, oknum polisi bernama Rahmat tersebut, menurut Ia, juga memukul kepala pacarnya dengan gagang pistol.

“Kepalanya berdarah gara-gara dipukul pakai pistol. Dia menangis karena ditampar juga. Polisinya mabuk karena matanya merah dan bau minuman,” imbuh dia.

Keduanya kemudian dibawa ke Mapolsek Sungai Nyamuk untuk diperiksa. Mereka diperiksa dari pukul 00.30 Wita hingga selesai pemeriksaan pukul 06.00 Wita. Selama diperiksa, Is mengaku bahwa anggota Polsek Sei Nyamuk yang memeriksa mereka akan tetap memidanakan Is dengan kasus perlindungan terhadap anak.

Ibu Ia berupaya meminta kepada pihak kepolisian untuk membebaskan Is karena keduanya sudah bertunangan. Namun, kepolisian tetap bergeming. “Minta secara kekeluargaan, tapi enggak bisa. Polisi bilang ini tindak pidana kalau di bawah umur,” ucap Ia.

Baca juga: Oknum Polisi Tembak Tetangga dan Lukai Kanit Reskrim

Sementara itu, Kapolsek Sebatik Timur AKP Oman membantah bahwa anggotanya melakukan penangkapan dengan melakukan kekerasan. Dia mengaku tindakan anggotanya sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Oman mempersilakan anggota keluarga pelaku menempuh upaya hukum jika merasa diperlakukan tidak sesuai prosedur. Menurut dia, pihaknya telah melakukan penanganan sesuai ketentuan dan telah menahan tersangka.

“Silakan saja kalau pihak keluarga tidak terima. Anggota kami telah berbuat sesuai dengan aturan. Untuk pelaku sudah kami serahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak," ujar Oman.

Kompas TV Video ini viral di media sosial
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com