Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Warisan Gerabah dari Generasi ke Generasi di Borobudur

Kompas.com - 29/10/2017, 09:10 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Desa Karanganyar adalah salah satu desa yang memiliki potensi kerajinan gerabah terbesar di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Konon, kerajinan ini sudah ada sejak awal pendirian Candi Borobudur pada abad ke-9 silam itu.

Sebagai wujud cinta pada gerabah, warga Desa Karanganyar menggelar Festival Gerabah 2 yang digelar sejak 28-29 Oktober 2017. Festival ini dimulai dengan kirab gunungan berisi gerabah, nasi tumpeng dan palawija masing-masing dusun di Desa Karanganyar, dari Balai Desa Karanganyar menuju Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karanganyar.

Kirab digelar meriah dengan iringan tari dan musik tradisional. Masyarakat berjubel menyaksikan agenda yang rutin digelar sejak 2016 lalu ini.

”Kerajinan Gerabah merupakan ciri khas Desa Karanganyar yang harus tetap dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Kalau bukan kita siapa lagi. Festival ini untuk mempromosikan bahwa kita punya potensi luar biasa,” ungkap Kepala Desa Karanganyar Catur Windarmoko, di sela kegiatan, Sabtu (28/10/2017).

(Baca juga : Tungku Gerabah Jadi Harapan Masa Depan Para Penderita Kusta)

Catur memaparkan, selain kirab budaya, festival juga diisi dengan beragam pentas seni, Grebeg Gerabah, pameran gerabah, lomba cipta karya gerabah, lomba menghias gerabah, lomba tumpeng, pagelaran seni budaya, musik gerabah dan jagongan sarasehan kebangsaan bertajuk 'Jamaah Kopdariyah'.

“Setiap tahun ada yang berbeda. Tahun ini kami ada gunungan yang disusun dari ratusan gerabah lalu diperebutkan warga. Lalu, ada lomba cipta kreasi gerabah untuk anak-anak dengan tujuan agar mereka lebih mencintai gerabah dan merasa memiliki kekayaan desanya,” imbuh Catur.

Menurut dia, usia gerabah lebih tua terlihat dari 1.469 panel relief candi Borobudur, salah satunya ada relief yang menggambarkan aktivitas membuat gerabah. Maka tak heran, sebagian besar atau sekitar 75 penduduk desa ini merupakan perajin gerabah.

Mereka mendapat penghasilan dari menjual kerajinan ini ke pasar-pasar tradisional. Namun seiring berjalannya waktu, pekerjaan ini semakin ditinggalkan oleh generasi sekarang.

"Anak-anak sekarang tidak banyak yang bisa memutar alat tradisional pembuat gerabah. Sangat disayangkan, karenanya kami berharap festival ini menjadi sarana generasi sekarang untuk mengenal kerajinan nenek moyangnya,” tegasnya.

Di sisi lain, festival ini sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa ini. Dia menyebutkan, dua tahun terakhir kunjungan wisatawan mencapai hampir 7.000 orang.

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengapresiasi Festival Gerabah 2 Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, ini. Menurut dia, kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengangkat potensi wisata desa di lereng Pegunungan Menoreh tersebut.

Selain itu, sebagai upaya pelestarian budaya peninggalan nenek moyang, Festival Gerabah ini layak untuk terus digelar.

”Gerabah Desa Karanganyar sudah ada sejak nenek moyang. Maka sangat perlu diadakan kegiatan macam ini. Kalau tidak ada penerusnya nantinya siapa yang akan membuat gerabah ini serta siapa yang akan melanjutkan usaha gerabah yang menjadi ciri khas desa ini,” kata Zaenal.

Kompas TV Musim kemarau menjadi berkah tersendiri untuk para perajin gerabah di Desa Wangandawa, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com