Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMA Membatik Massal di Atas Kain Ratusan Meter

Kompas.com - 02/10/2017, 13:35 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

BANYUMAS, KOMPAS.com - Ratusan murid SMA Negeri 1 Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah menggelar acara membatik massal di atas kain sepanjang 140 meter, Jumat (29/9/2017).

Lewat acara pekan batik bertajuk “Pesona Batik Smaraja” ini, para siswa SMAN 1 Sokaraja mencoba mengampanyekan kelestarian batik sebagai media perekat kebangsaan.

Kepala SMAN 1 Sokaraja, Edi Prasetya mengatakan, pola batik yang dibuat murid-muridnya merupakan kreasi baru, yakni batik ciprat.

Selain melukis menggunakan canting, malam yang digoreskan ke atas kain oleh siswa juga diciprat-cipratkan hingga membentuk pola warna tertentu.

“Pola ini hanya satu-satunya di Indonesia dan akan dipamerkan saat hari batik. Selain itu, hasil karya batik anak-anak ini juga akan dikenakan oleh para guru di perayaan hari batik,” katanya.

(Baca juga: Pamerkan Batik Buatannya, Pelajar SMP Gelar Fashion Show di Jalan Raya)

 

Menurut Edi, pola batik ciprat mencerminkan kondisi psikis anak usia didik pada umumnya, dimana kebanyakan anak pada usia tersebut cenderung meledak-ledak, kreatif, dan tidak beraturan.

“Sebelumnya kami sudah pernah mengembangkan dua pola batik, yakni gradasi dan 3 dimensi. Namun saya kira pola batik ciprat ini lebih diminati karena mencerminkan jiwa muda yang meledak-ledak,” ujarnya.

Edi mengungkapkan, kain batik karya siswa ini rencananya tidak hanya untuk pajangan dan koleksi. Namun juga akan dijahit dan dikenakan oleh guru-guru SMAN 1 Sokaraja. “Ini sebagai bentuk apresiasi sekaligus promosi untuk batik karya anak-anak didik kami,” ucapnya.

Tak hanya kain, para siswa juga diberi ruang ekspresi untuk membatik di media payung kertas. Kanopi payung yang dirangkai dari kertas limbah kemasan semen ini dilukis menggunakan cat minyak.

Salah satu siswa SMAN 1 Sokaraja, Aisyah Nur Aeni (16) terlihat sangat menikmati kegiatan membatik massal tersebut. Tangan mungil siswa kelas 10 tersebut seolah sudah sangat mahir menggores warna hingga membentuk citra pola batik yang indah dan presisi.

“Suka banget (membatik). Saya masuk SMAN 1 Sokaraja juga karena tertarik dengan pelajaran batik yang ada di sini,” katanya.

Pendidikan Karakter

Batik SMAN 1 Sokaraja dalam perjalanannya memang menerapkan sistem pembelajaran yang sedikit berbeda dari sekolah menengah atas pada umumnya.

Di sini, para siswa mendapat satu mata pelajaran wiraswasta dan keterampilan membatik selama dua jam pelajaran (90 menit) dalam sehari.

Salah satu guru batik SMAN 1 Sokaraja, Heru Santosa mengatakan, target dari mata pelajaran ini adalah siswa harus bisa membuat pola batik kreasinya sendiri. Untuk itu, selama masa studi, para siswa mendapat ilmu materi dasar tentang pola batik dan cara produksi.

“Dalam kurikulum, untuk kelas 10 diberi materi batik cap, kelas 11 dikenalkan dengan batik tulis, dan kelas 12 diberi wawasan tentang batik kombinasi printing,” jelasnya.

(Baca juga: 2 Oktober 2009, UNESCO Akui Batik sebagai Warisan Dunia dari Indonesia)

Sebagai bentuk apresiasi, setiap Rabu, siswa diwajibkan mengenakan baju batik karya mereka sendiri. Peraturan ini, sambung Heru, sangat efektif untuk menumbuhkan minat siswa menekuni batik sebagai identitas dan karakter pendidikan mereka.

“Sampai saat ini kami memang belum merambah dunia komersil, karena tujuan utama kami adalah pendidikan karakter siswa," ungkapnya.

Namun ia berharap, dengan kualitas karya batik anak-anak, ada swasta yang mau bekerjasama memasarkannya. Dengan cara ini, semangat para siswa untuk berwiraswasta sekaligus melestarikan kearifan lokal Banyumas akan tumbuh.

Kompas TV Nuansa Adat Hiasi Sidang Tahunan MPR 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com