Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2017, 21:13 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Maung Maung Tin alias Shadiq, pelaku penyelundupan 25 imigran gelap menuju Australia merupakan warga Rohingya, Myanmar.

Kasubdit IV Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTT Kompol Rudy J Ledo mengatakan, Shadiq sudah tinggal di Indonesia atau tepatnya di Surakarta, Jawa Tengah, selama empat tahun.

"Tersangka (Shadiq) sementara di Indonesia, karena dia menikah di Indonesia, sehingga dia diberi izin tinggal sementara di Indonesia," kata Rudy dalam jumpa pers di Mapolda NTT, Jumat (8/9/2017).

"Dari pemeriksaan awal, sebenarnya dia ingin keluar dari daerah asal yakni dari Rohingya  Myanmar. Diduga dia keluar dari Myanmar karena kondisi negara yang tidak stabil," sambung Rudy.

(Baca juga: TNI AL Tangkap 8 Imigran Gelap Asal Somalia)

 

Sebelum Shadiq ditangkap, lanjut Rudy, aktivitas sehari-harinya adalah sebagai pengusaha, yang mengekspor pinang ke Arab Saudi. Pelaku ditangkap oleh tim Bareskrim Mabes Polri di Jakarta pada akhir Agustus 2017, setelah masuk dalam daftar pencarian orang sejak 2015 lalu.

Menurut Rudy, untuk membawa para imigran gelap ini ke Australia, Shadiq meminta bantuan seorang kenalannya bernama Ambo Tuwo, asal Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Ambo bertugas mencari kapal.

"Shadiq asal Myanmar ini pelaku utama dalam kasus penyelundupan manusia, menerima uang dari para imigran. Bersama Ambo Tuwo menawarkan uang sebanyak Rp 250 juta kepada Dahrani selaku pemilik kapal untuk membawa para imigran gelap ini ke Autralia," jelasnya.

Shadiq, lanjut Rudy, menelpon Ambo Tuwo untuk menjemput imigran di Makassar dan membawa imigran ke Pelabuhan Sinjai.

Setelah sampai di Pelabuhan Sinjai, Shadiq langsung menyuruh ke-25 imigran naik ke kapal dan Shadiq memberikan uang kepada Dahrani sebesar Rp 90 juta.

(Baca juga: 12 Imigran Gelap Asal Tiongkok Ditangkap)

Ambo Tuwo selanjutnya menyuruh Boby alias Taking untuk mencari anak buah kapal yang akan membawa para imigran tersebut.

"Dahrani kemudian menjadi nahkoda dan membawa Bobby dan Jabbar sebagai anak buah kapal. Mereka kemudian membawa para imigran menuju Australia," tuturnya.

Namun sebelum masuk ke negeri Kanguru, mereka ditangkap dan dipulangkan oleh Angkatan Laut Australia yang menjaga perbatasan Australia-Indonesia.

Kapal yang membawa imigran itu kemudian terdampar di Perairan Tablolong Kabupaten Kupang NTT dan langsung ditangkap polisi dari Polda NTT.

"Saat ini untuk pelaku Shadiq sudah kita tahan dan hari ini kirimkan berkas tahap satu kepada kejaksaan. Sedangkan empat orang pelaku lainnya telah divonis penjara oleh pengadilan dan saat ini telah menjalani tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kupang," tutupnya.

Kompas TV Kobaran api di kamp migran Grande-Synthe belum juga bisa dipadamkan hingga Selasa dini hari waktu perancis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com