Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diapresiasi, Upaya Presiden dan PBNU Perjuangkan Madrasah Diniyah

Kompas.com - 05/09/2017, 16:18 WIB
Farid Assifa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Dzikir Hubbul Wathon menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI Joko Widodo dan segenap jajaran yang sangat peka dan peduli terhadap aspirasi pegiat madrasah diniyah.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal PB Majelis Dzikir Hubbul Wathon, Hery Haryanto Azumi menanggapi akan terbitnya Peraturan Presiden tentang Peningkatan Pendidikan Karakter Rabu (6/9/2017) besok. Perpres tersebut akan memadukan madrasah diniyah dengan sekolah formal.

"Alhamdulillah setelah Presiden mengundang ketua Umum PBNU untuk membahas Rancangan Perpres Peningkatan Pendidikan Karakter, akhirnya dicapai sebuah kesepahaman bahwa Perpres Peningkatan Pendidikan Karakter akan mengintegrasikan madrasah diniyah dengan sekolah formal," kata Hery kepada Kompas.com, Selasa (5/9/2017).

Hery mengatakan, kesepakatan tersebut berkat kegigihan warga nahdliyin, termasuk Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj dalam memperjuangkan aspirasi madrasah diniyah.

Baca juga: Said Aqil: Perpres Pendidikan Karakter Diumumkan Besok, Tidak 8 Jam Sekolah Lagi

Keberhasilan ini juga, kata Hery, karena peran Ketua Umum MUI KH Maruf Amin yang sangat bijak dalam menjembatani berbagai perbedaan, sehingga terjadi dialog dan komunikasi yang konstruktif antara para pihak.

Sebelumnya, Majelis Dzikir Hubbul Wathon menyatakan, integrasi madrasah diniyah dengan sekolah formal adalah solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah pro kontra kebijakan full day school yang berpotensi menggerus keberadaan madrasah diniyah.

"Ini (integrasi madrasah diniyah-sekolah formal) juga menjadi harapan kita semua karena itu berarti ada pengakuan yang serius terhadap madrasah diniyah.

Baca juga: Presiden Diminta Undang Warga Nahdliyin terkait "Full Day School"

Hery mengatakan, Majelis Dzikir Hubbul Wathon akan bertindak proaktif dalam membantu pemerintah mencari jalan keluar atas berbagai permasalahan kebangsaan, dan menjawab tantangan bangsa di masa depan bersama segenap elemen bangsa lain yang memiliki komitmen yang sama.

"Ke depan banyak permasalahan bangsa yang dapat diselesaikan dengan kegigihan dan dialog dengan semangat mencari jalan keluar secara genuine sebagai aspirasi bangsa Indonesia," tandasnya.

Kompas TV Unjuk Rasa Tolak Kebijakan Opsional Full Day School
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com