KUPANG, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke mengatakan, di wilayahnya saat ini debet air mulai menurun, bahkan mengering.
"Di wilayah kami ini, dalam setahun hujan hanya tiga bulan. Apalagi tahun ini musim panas lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga sumur warga sudah mengering dan di embung debit airnya mulai berkurang," ujar Nikodemus, Kamis (31/8/2017).
Untuk mengantisipasi kekeringan berkepanjang, pemerintah daerah telah membagi-bagikan air bersih kepada masyarakat. Menurutnya, pembagian air difokuskan pada masyarakat yang kesulitan memeroleh air bersih akibat sumur warga yang mulai mengering.
"Jadi ada beberapa daerah di Kabupaten Sabu ini yang sumber airnya itu debitnya masih banyak sehingga kita ambil di situ dan bagikan kepada warga di wilayah yang airnya tidak ada," ujarnya.
(Baca juga: BPBD: Empat Kabupaten/Kota di Jabar Siaga Darurat Kekeringan)
Menurut Nikodemus, anomali iklim yang sudah berlangsung dalam empat tahun terakhir ini, membuat pihaknya sudah mengantisipasi dengan membangun embung dan wadah penampung air lainnya seperti fiber dan terpal.
"Kami mengantisipasi untuk jangka panjang dengan membangun embung dan kita minta kepala desa agar dana desa bisa dimanfaatkan untuk pembangunan embung. Sedangkan jangka pendeknya seperti fiber dan distribusi air langsung," ucapnya.
Pihaknya juga sudah mengusulkan kepada pemerintah provinsi dan pusat untuk membantu wadah penampung air seperti fiber dan terpal.