Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Terus Negosiasi dengan PDI-P meski "Pintu" Sudah Ditutup

Kompas.com - 14/08/2017, 16:43 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Bakal calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tak ingin larut dalam dinamika politik yang berkembang menjelang Pilkada Jawa Barat 2018.

Riak pergerakan politik di Jabar kian gencar menyusul adanya sinyal koalisi yang digagas PDI-P dan Partai Golkar.

Sorotan pun tertuju pada Ridwan Kamil. Sebab, sebelumnya ia disebut-sebut sebagai sosok yang bakal diusung oleh PDI-P.

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Tak Masalah PDI-P dan Golkar "Tutup Pintu"

Ridwan menilai, dinamika politik saat ini tak perlu ditanggapi secara reaktif. Sebab, kata Ridwan, hal serupa pernah ia alami saat maju di Pilkada Kota Bandung 2013 lalu.

Saat itu, ucap Emil, dirinya sempat ditolak sejumlah partai sebelum akhirnya diusung oleh koalisi PKS dan Partai Gerindra.

"Saya tahu begini itu karena pernah terjadi di 2013. Ditolak partai A, B, C dan D, termasuk Gerindra dan PKS yang punya calon sendiri. Tapi karena sebuah takdir dan proses, tiba-tiba kan begitu (mendukung)," ungkap Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Senin (14/8/2017).

Emil, sapaan akrabnya, menilai bahwa arah politik Pilkada Jabar bakal menemui kepastian saat masa pendaftaran calon. Sebab itu, ia mengaku masih akan tetap melakukan negosiasi dengan PDI-P.

"(Situasi politik) ini juga sama, saya sudah berpengalaman ikut pilkada. Jadi yang seperti itu bukan hal yang dramatis. Iya jadi saya ini tetap berkomunikasi (dengan PDI-P) jadi 'wayahna' keputusan nanti diakhir-akhir, " ujar pria yang saat ini menjabat sebagai wali kota Bandung itu.

Sebelumnya, Golkar dan PDI-P menutup pintu untuk Ridwan Kamil. Bahkan, kedua partai itu bersepakat koalisi dengan mengusung bakal calon gubernur Dedi Mulyadi.

Baca juga: Akan Koalisi, PDI-P dan Golkar Siap Tutup Pintu untuk Ridwan Kamil

Emil mengaku diusung oleh partai poros tengah pun kemungkinan masih terbuka. Kendati begitu, Emil mengaku tidak ingin mengklaim mendapat dukungan sebelum ada keputusan mutlak dari petinggi partai.

"Definisi poros tengah juga enggak tahu siapa yang mencetuskan. Tapi intinya ada perbincangam dari Partai NasDem, Hanura, PPP, apakah bisa bergabung dalam satu koalisi. Dan, belum tentu mendukung saya juga, mereka kan cari kursi agar genap 20," tuturnya.

"Kalau secara batin saya maju alhamdulillah, kalau tidak juga tidak apa-apa, namanya juga usaha tidak usah dipaksakan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com