Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/07/2017, 19:49 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Penerapan program sekolah lima hari atau full day school dengan delapan jam belajar diyakini secara tidak langsung akan menambah angka kemiskinan di daerah.

Hal itu karena orangtua diharuskan memberi uang saku lebih kepada anak-anaknya untuk bekal makan siang.

Koordinator Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan Jawa Tengah, Hudallah Ridwan mengatakan, keluhan-keluhan orangtua soal uang saku disampaikan kepadanya melalui posko pengaduan korban kebijakan lima hari sekolah.

Baca juga: Warga Nahdliyin Unjuk Rasa Tolak "Full Day School"

Menurut Ridwan, rata-rata perekonomian warga desa adalah kelas menengah ke bawah. Mereka biasanya memberi uang saku Rp 2.000 hingga Rp 5.000 kepada anak-anaknya.

Namun, dengan penerapan full day school, uang saku bagi anak otomatis akan bertambah. Hal demikian justru menambah beban hidup warga pedesaan.

"Keluhan yang muncul di kami wali siswa harus menyediakan uang saku tambahan. Jadi orangtua memberi uang saku lebih untuk beli makan siang," kata Ridwan di sela pembukaan posko pengaduan korban kebijakan sekolah lima hari di Semarang, Jumat (28/7/217) sore.

Soal ancaman terhadap madrasah diniyah, lanjut dia, menjadi serius lantaran para siswa tidak bisa mengikuti pendidikan diniyah karena waktu yang bersamaan.

"Dengan materi terbatas, pendidikan karakter yang menjadi amanat Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 tidak relevan," tambahnya.

Selain hal itu, soal akses transportasi umum bagi siswa di daerah juga belum terpenuhi. Ia ingin agar kebijakan full day school dikaji ulang.

Baca juga: Bupati Kukar: "Full Day School" Tak Masalah Asal Menyenangkan

Temuan lain, sambung dia, banyak sekolah yang tidak memiliki sarana prasarana pendukung seperti tempat ibadah.

"Kalaupun ada, daya tampungnya tidak memadai. Fasilitas sanitasi yang minim, bahkan tidak layak," tambah Ridwan.

Kompas TV Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membantah tengah mendorong program yang belakangan marak disebut sebagai "Full Day School".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com