Bupati Kukar: "Full Day School" Tak Masalah Asal Menyenangkan

SAMARINDA, KOMPAS.com - Kebijakan penguatan pendidikan karakter yang digagas Menteri Pendidikan Kebudayaan Muhadjir Effendy, full day school, tidak dipermasalahkan oleh Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari. Asal diisi dengan kegiatan menyenangkan.

“Full day school? Kalau itu tidak membebani siswa seperti selalu menghafal pelajaran, saya rasa tidak masalah. Belajar dan sekolah itu harus menyenangkan, siswa jangan terus-terusa disuruh menghafal pelajaran,” kata Rita, Kamis (22/7/2017).

(Baca juga: Saat Jokowi Diskusi soal Full Day School dengan Kiai NU Jateng)

Rita mencontoh Negara Firlandia. Di sana, pendidikan adalah ruang kreativitas anak. Siswa yang notabene dipaksa belajar dengan menghafal tiada henti akan memberi efek bosan dan terbebani. Dia tidak ingin, anak-anak di Indonesia mendapat tekanan pelajaran.

Karena itu, ia meminta pemerintah bisa menghilangkan standar nasional. “Saya ingin sekali pendidikan diubah. Anak jangan dibebani banyak hafalan karena akan menutup ruang kreativitas. Hilangkan standar nasional, contoh Firlandia,” ujarnya.

(Baca juga: Full Day School Dinilai sebagai Langkah Mundur)

Menurut Rita, sekolah adalah tempat bergembira. Di mana anak-anak akan menggali bakat dengan bekal metode belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, siswa akan giat belajar dan tidak terbebani oleh pendidikan walau jam sekolah bertambah.

“Intinya sekolah itu kegembiraan, dimana kita bisa menggali bakat terpendam. Apapun metodenya jangan bebani anak dengan tugas yang hanya membuat tersiksa,” pungkasnya.