Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesantren Ini Obati Pasien Narkoba dengan Cara "Direbus"

Kompas.com - 13/07/2017, 16:05 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ichsan Al Islam di Desa Karangsari, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, memiliki cara unik untuk menyembuhkan pasien yang mengalami ketergantungan narkoba.

Para pasien "direbus" di dalam kuali raksasa yang di bawahnya terdapat api menjilat-jilat dari tungku bakar. Ritual ini disebut godhog oleh warga pondok pesantren.

Baca juga: Pakai Psikoterapi Rukiah, Ponpes Ini Bisa Sembuhkan Ratusan Orang Gila

Ritual ini bukan untuk ilmu hitam, tetapi justru sebagai metode rehabilitasi terhadap zat adiktif yang sudah mencemari jaringan tubuh mereka.

Ustaz sekaligus pengelola Ponpes Nurul Ichsan Al Islam, KH Ahmad Maluana Ichsan mengatakan, metode ini telah dilakukan sejak ponpes berdiri.

“Dengan metode ini mereka jadi lebih relaks, sehingga bisa mengatasi efek dari Napsa seperti sakaw,” kata pria yang akrab disapa Mbah Kiai tersebut.

Para pasien direbus menggunakan air yang dicampur sejumlah ramuan aroma terapi. Di antaranya daun jambu, serbuk ragi, akar jambe, hingga daun sirsak atau nangka sabrang.

Ekstrak dari ramuan ini akan meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit yang terbuka saat direbus. Para pasien direbus dalam kurun waktu yang berbeda-beda, rata-rata antara 20 hingga 30 menit, tergantung seberapa parah kondisi fisik pasien terhadap pengaruh obat-obatan terlarang yang pernah mereka konsumsi.

“Kita biasanya melakukan ritual godhog ini seminggu sekali. Prosesinya berpasang-pasang pada malam hari bada shalat isya berjamaah,” ujar pria yang memiliki postur tinggi besar tersebut.

Tak ada yang aneh pada ekspersi para pasien rehabilitasi saat direbus hidup-hidup dalam kuali raksasa itu.

Salah satu pasien, Nisa (20) bahkan mengaku sangat menikmati saat-saat tubuhnya masuk masuk ke kuali.

“Nyaman mas, airnya juga tidak mendidih kok, cuma hangat. Terus uapnya juga harum. Kalau habis digodhog pasti saya bisa tidur nyenyak,” ujar pasien asal Kemranjen, Banyumas, yang sudah menjalani proses rehabilitasi selama tiga bulan itu.

Metode godhog yang unik ini lantas begitu tersohor hingga seantero Indonesia, meskipun belum pernah dibuktikan secara klinis. Namun metode rehabilitasi ini terbukti efektif mengobati para pasien dalam kurun waktu kurang dari enam bulan.

Tak ayal, pasien terus berdatangan, bukan hanya dari pulau jawa, bahkan sampai ke luar pulau. Terakhir, ada sekitar 40 pasien yang sedang menjalani proses rehabilitasi di sana.

“Paling jauh ada dari Bengkulu dan Palangkaraya,” ujar Mbah Kiai yang khas dengan jambang putihnya.

Berdayakan pasien rehabilitasi

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com