Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesantren Ini Obati Pasien Narkoba dengan Cara "Direbus"

Kompas.com - 13/07/2017, 16:05 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

Kompas TV Pemain sinetron Tujuh Manusia Harimau dan Anak Langit ini menggunakan narkoba untuk senang-senang.

Tak perlu berpikir tentang biaya jika hendak memutuskan untuk berobat ke Ponpes Nurul Ichsan Al Islam. Pasalnya, Mbah Kiai tidak akan memungut biaya sepeser pun dari para pasiennya.

Bahkan para pasien justru akan diberi uang saku ketika telah purna menjalani proses rehabilitasi. Inilah dia yang membuat ponpes pimpinan Mbah Kiai menjadi sangat humanis di mata pasiennya.

Pasalnya, selain diberikan metode rehabilitasi, para pasien juga dibina dengan berbagai skill kewirausahaan. Tujuannya, agar selepas dari pondoknya, mereka dapat segera melebur dengan masyarakat dan mengaplikasikan ilmu mereka.

“Kami ingin mereka dapat belajar mandiri, soalnya banyak masyarakat yang masih memberikan stigma negatif kepada para pasien rehabilitasi. Padahal mereka sudah benar-benar bertaubat dan bersih dari barang haram itu. Makanya kami beri bekal ilmu kewirausahaan, dan sekaligus kami beri uang saku sebagai modal. Uang itu hasil jerih payah mereka sendiri ketika berada di pondok,” jelas Mbah Kiai.

Beberapa kerajinan yang dikenalkan Mbah Kiai Ichsan kepada para pasiennya antara lain gerabah, origami, gamelan, hingga usaha daur ulang sampah plastik.

Baca juga: Positif Narkoba, BNNP NTB Tahan Pilot Asing Asal India

Selain pasien rehabilitasi, Mbah Kiai juga berusaha agar masyarakat sekitar ikut mendapat berkah dari keberadaan pondoknya. Dengan pengembangan usaha pencacah sampah plastik, Mbah Kiai memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja sama menjalankan rangkaian proses daur ulang sampah plastik.

“Sebelum dicacah, plastik dibersihkan dulu oleh tetangga, terus dijemur juga oleh tetangga, dan di-packing lagi oleh tetangga. Ini juga sebagai kampanye anti-sampah kepada masyarakat sekitar juga agar mereka dapat mengambil setiap kesempatan, bahkan dari sebuah barang yang seolah tidak berguna seperti sampah,” pugkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com