Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip "Keangkeran" Pulau Nusakambangan (2)

Kompas.com - 07/07/2017, 10:00 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

NUSAKAMBANGAN, KOMPAS.com - Kompas.com berkesempatan mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, salah satu Lapas Klas 1 di Pulau Nusakambangan yang terkenal karena dihuni oleh ratusan narapidana kelas kakap dari seluruh penjuru Indonesia.

Jika dilihat sekilas, keamanan alami di sekeliling pulau ini hampir tanpa celah. Sistem penjagaan yang dibangun oleh aparat sipir setempat, membuat siapa pun yang mendekam di sana terisolir dari dunia luar.

Pengunjung yang hendak menjenguk rekan kerabat atau sanak famili yang menjalani masa tahanan harus mengikuti serangkaian mekanisme pemeriksaan yang panjang di kantor Dermaga Wijayakusuma, Cilacap. Penjagaan yang ketat oleh para petugas tidak pandang bulu.

Matahari mulai meninggi, panas terik di perjalanan seolah hilang begitu sampai di gerbang Lapas Batu. Dari balik bangunan berdinding tinggi itu, sayup-sayup terdengar lantunan ayat-ayat kitab suci yang menggema ke sudut-sudut ruangan lobi.

Saat itu, rangkaian pesantren kilat untuk para narapidana tengah berlangsung.

(Baca selengkapnya: Mengintip "Keangkeran" Pulau Nusakambangan (1)).

 

***

 

Sejenak ingatan terlempar kepada sebuah insiden kaburnya dua napi narkotika, M Husein (43) dan Syarjani Abdullah (40) dari Lapas Batu akhir Januari silam. Meskipun keduanya sudah tertangkap, namun pertanyaan tentang cara mereka lolos dari penjagaan ketat petugas di siang bolong sekitar pukul 13.30 WIB terus berkecamuk.

Di Lapas Batu sendiri, ada 454 napi, 24 di antaranya menerima hukuman mati, 70 orang hukuman seumur hidup, dan sisanya, 257 orang menjalani hukuman antara 1-20 tahun.

“Kalau napi kasus terorisme di Lapas Batu ada 21 orang,” kata Kepala Lapas Batu Nusakambangan, Abdul Aris.

Terlepas dari itu, lanjut dia, narapidana di Lapas Batu diperlakukan dengan humanis. Salah satu buktinya yakni dengan keberadaan sebuah gedung perpustakaan mungil bernama "Dinamika Aksara" di sebelah masjid lapas.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com