Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11.200 Kilometer Jalan Kabupaten di NTT Rusak

Kompas.com - 30/05/2017, 13:00 WIB

KUPANG, KOMPAS — Sekitar 11.200 kilometer jalan kabupaten di 21 kabupaten di Nusa Tenggara Timur rusak dengan kategori berat, sedang, dan ringan. Total panjang jalan kabupaten di provinsi itu 16.000 kilometer

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur (NTT) Andre Koreh, di Kupang, Jumat (26/5/2017), mengatakan, kondisi jalan paling memprihatinkan di NTT adalah jalan kabupaten. Dari panjang jalan 16.000 kilometer, kondisi jalan yang bagus hanya 30 persen atau sekitar 4.800 kilometer.

Bahkan, lanjut Andre, ada jalan kabupaten yang menghubungkan kecamatan dengan desa-desa belum dibangun sama sekali sehingga masyarakat masih berjalan kaki. Total panjang jalan yang belum terbangun sekitar 500 kilometer, terutama kabupaten kepulauan.

Ia menyebutkan, alokasi anggaran pembangunan jalan kabupaten bergantung pada keuangan daerah. Setiap kabupaten rata-rata menganggarkan Rp 10 miliar per tahun. Anggaran hanya dimanfaatkan untuk perbaikan darurat akibat longsor atau jembatan ambles. Setiap musim hujan, selalu terjadi longsor atau jembatan ambles di beberapa lokasi.

"Kerusakan jalan kabupaten itu tersebar merata di 21 kabupaten. Hanya Kota Kupang yang memiliki akses jalan dari pusat kota ke setiap kelurahan relatif baik," kata Andre.

Jalan provinsi

Andre menyebutkan, jalan provinsi di NTT sepanjang 2.800 kilometer dan jalan yang dalam kondisi baik hanya 41 persen atau 1.148 kilometer. Adapun jalan yang rusak berat, sedang, dan ringan 1.652 kilometer. Jalan provinsi ini tersebar di 21 kabupaten dan satu kota.

"Membenahi jalan provinsi saja, idealnya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 4 triliun per tahun. Dengan anggaran Rp 200 miliar, kami hanya bisa membangun 60 kilometer per tahun. Jumlah itu dibagi untuk 21 kabupaten dan satu kota. Selain itu, anggaran yang sama juga dimanfaatkan untuk memperbaiki kerusakan secara darurat akibat longsor atau bencana lain," kata Andre.

Menurut Andre, persoalan utama adalah alokasi anggaran melalui dana alokasi khusus dan dana alokasi umum dari pemerintah pusat yang belum memadai. Perhitungan anggaran sering berpatok pada kondisi jalan-jalan di Pulau Jawa dengan kondisi geografis yang tidak menantang. Ini berbeda dengan kondisi geografis di kawasan Indonesia timur seperti NTT.

Ia menambahkan, untuk jalan nasional di NTT, pemerintah pusat mengalokasikan anggaran Rp 2 triliun per tahun. Di NTT terdapat 1.800 kilometer jalan nasional dan 1.620 kilometer di antaranya dalam kondisi baik. Hanya 180 kilometer rusak sedang dan ringan.

Terkait dengan kondisi jalan, anggota DPRD NTT, Bony Jebarus, mengatakan, pembangunan bisa dimulai dari desa. Jika jalan dari desa ke pusat kecamatan dan pasar-pasar tradisional tidak dibangun, masyarakat desa tetap tertinggal. Ia menilai, produksi pertanian, perkebunan, dan hasil hutan berada di desa, tetapi perhatian terhadap infrastruktur jalan desa belum ada.

"Pemerintah pusat harus memberi perhatian pada jalan di desa-desa. Memang ada dana desa, tetapi hanya diprioritaskan membangun jalan desa ke sentra produksi pertanian, bukan jalan yang menghubungkan desa dengan desa atau desa dengan pusat kecamatan," kata Bony. (KOR)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Mei 2017, di halaman 21 dengan judul "11.200 Kilometer Jalan Kabupaten di NTT Rusak".

 

Kompas TV Praijing merupakan salah satu kampung adat dari suku Loli yang berada di kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat dengan jarak tempuh sekitar 3 jam dari kota Waingapu, Nusa tenggara Timur. Ditempat inilah terdapat objek wisata kampung adat tradisional yang terletak yang di bawah bukit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com