Salah Ucap, Ketua PB PMII Aminuddin Ma’aruf Jalani Sanksi Adat

PALU, KOMPAS.com – Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Amiruddin Ma’aruf terkena sanksi adat terkait ucapannya. Ketua PB PMII dituding oleh komunitas “Polibu Tana Tadulako” telah salah ucap saat menyampaikan sambutannya dalam Kongres PMII ke XIX di Palu, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.

Sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di tanah Kaili, Amunuddin Ma’aruf akhirnya harus menjalani prosesi adat “Atura Nuada Ante Givu Nuada to Kaili Ri livotu nu Palu” atau Hukum dan Sanksi Adat di Kota Palu.

Aminuddin Ma’arif diangap telah melakukan kesalahan adat karena salah berucap atau sala mbivi.

Menurut Ramli Batalembah (69), salah seorang ketua lembaga adat Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu mengatakan sala mbivi merupakan kesalahan yang paling kecil. Biasanya denda atas kesalahannya itu, adalah kambing kecil tiga ekor.

“Kambing ini nanti akan di potong, saat ada kegiatan adat atau kegiatan masyarakat seperti kerja bakti atau kerja di masjid, ini yang dipotong kemudian dimasak dan nanti dibagikan ke warga” kata Ramli, Kamis (18/5/2017)

Kemudian menurut Ramli, sala baba atau kesalahan sedang seperti misalnya mencuri dan sebagainya.

Selanjutnya sala kana atau kesalahan yang terbesar dendanya bisa seekor kerbau, misalnya melakukan zina.

Proses adat yang berlangsung di aula atau bantaya di Kelurahan Balaroa, Kota Palu dihadiri Ketua PB PMII Aminuddin Ma’arif sebagai pelanggar adat, Walikota Palu Hidayat, dan sejumlah tokoh ketua adat di Kota Palu.

Usai diberikan wejangan, agar tidak melakukan kesalahan lagi. Prosesi adat ini pun berakhir dengan ditandai penyerahan tiga ekor kambing oleh Aminuddin Ma’aruf.

“Ini merupakan bagian dari kekayaan adat istiadat khasanah Nusantara. PMII, anak muda NU itu menghargai budaya lokal. Dan sekali lagi ini murni ketidakkepahaman saya atas budaya lokal dan insya Allah ada hikmahnya ya,” kata Aminuddin. 

Baca juga: Pagi Ini, Jokowi Buka Kongres ke-19 PMII