Menteri PUPR, Pramono Anung, dan Jembatan Ngadiluwih Kediri

KEDIRI, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung menghadiri ground breaking pembangunan proyek Jembatan Ngadiluwih yang melintasi Sungai Brantas di Kediri, Jawa Timur, Senin (15/5/2017).

Jembatan kerangka besi baja sepanjang 182,84 meter itu menghubungkan Kecamatan Mojo di sisi barat dan Kecamatan Ngadiluwih di sisi timur. Keduanya sama-sama ada di wilayah Kabupaten Kediri.

"Jembatan ini karena kebutuhan peningkatan ekonomi bagi kedua wilayah," ujar Basuki dalam sambutannya.

Jembatan itu nantinya menghubungkan wilayah barat dan timur. Selama ini akses warga di dua wilayah itu harus memutar dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer melewati wilayah Kota Kediri.

Jembatan itu nantinya juga terkoneksi dengan rencana pemerintah pusat yang akan membangun Selingkar Wilis, yaitu infrastruktur yang terkoneksi antar daerah yang ada di lereng Gunung Wilis.

Basuki menambahkan, pembangunan jembatan itu menjadi prioritas meski sebelumnya juga banyak permintaan dari daerah lain di sekitar Kediri. Dia berseloroh itu karena permintaan Pramono Anung yang merupakan kelahiran Kediri.

"Tapi sekali lagi, ini bukan KKN, tapi karena kebutuhan wilayah," sebut Basuki.

Sementara Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam sambutannya membenarkan bahwa proyek senilai Rp 32 miliar tersebut merupakan angan-angannya yang baru terlaksana.

"Ini adalah keinginan lama saya dan Pak Tris (Sutrisno, mantan Bupati Kediri) untuk menghubungkan dua wilayah," ujarnya.

Pada kesempatan itu, menurut dia, dirinya juga akan mengajak Menteri Basuki meninjau Jembatan Brawijaya, yang mangkrak bertahun-tahun di wilayah Kota Kediri.

Dia berharap Menteri Basuki bisa menyelesaikan secepatnya jembatan yang mangkrak akibat kasus korupsi itu.

"Kita akan menyelesaikan kasus hukumnya dulu," ujar Pramono.

Baca juga: Upaya Lapas Kediri Membangun Hubungan Baik dengan Warga Binaannya