Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Borobudur, Menteri Pendidikan Belanda Belajar Cara Merawat Cagar Budaya

Kompas.com - 15/02/2017, 19:31 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan Belanda Mariette Jet Bussemake melakukan kunjungan ke Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (15/2/2017). Kunjungan tersebut rangka belajar tentang berbagai program di bidang warisan budaya terkait pemeliharaan bangunan bersejarah termasuk Candi Borobudur.

"Kunjungan kami ini sebagai salah satu bentuk perhatian terhadap budaya dan warisan budaya dunia, Candi Borobudur. Kami mendapat gambaran bagaimana cara perawatanya agar tetap dalam kondisi baik," ujar Mariette dalam bahasa Inggris.

Mariette berkesempatan mengunjungi Laboratorium di Balai Konservasi Borobudur (BKB) untuk melihat peralatan perawatan cagar budaya dunia itu sebelum kemudian naik ke candi Borobudur.

Sementara itu Marsis Sutopo, Kepala BKB, menuturkan, musim hujan menyebabkan pertumbuhan lumut di Candi Borobudur meningkat. Karena itu petugas lebih rutin melakukan pembersihan dinding candi peninggalan dinasti Syailendra abad ke-9 itu.

"Kalau hujan kami lebih sering membersihkan candi karena lumut tumbuh lebih cepat. Minimal seminggu sekali," kata Marsis.

Untuk membersihkan pihaknya harus dengan cara manual atau menggunakan sikat berbulu ijuk agar tidak merusak batu-batu andesit itu.

Menurut Marsis, hal itu berbeda ketika musim kemarau. Sebab pada musim ini adalah kesempatan BKB melakukan berbagai perbaikan di bangunan candi, seperti perbaikan bagian lantai, melakukan penambalan lubang-lubang agar tidak bocor dan lainnya.

Bahan alami

Masris mengungkapkan perawatan candi Buddha terbesar di dunia itu harus dengan cara yang hati-hati karena menyangkut pelestarian cagar budaya. Bahkan sejak awal tahun 2000, UNESCO telah memperingatkan BKB agar segala perawatan candi sebaiknya menggunakan bahan alami.

"Perawatan harus kembali pada konsep ramah lingkungan, menghindari bahan-bahan kimia," katanya.

Maka dari itu, pihaknya sudah mulai melakukan pengkajian dan penelitian terhadap bahan-bahan alami seperti minyak sereh, jahe, lada hitam, untuk merawat bebatuan candi. Bahan-bahan seperti tembakau dan pelepah pisang merupakan bahan alami yang sudah terbukti baik untuk merawat kayu.

Kepala Seksi Layanan Konservasi BKB Iskandar M Siregar menjelaskan minyak sereh dan jahe berguna untuk menghambat pertumbuhan lumut dan algae. Sedangkan lada hitam merupakan bahan yang dapat menghilangkan jamur krak dan rayap pada kayu.

"Formulasinya masih kami teliti. Kami sudah mencoba menggunakan lem yang terbuat dari gelatin (protein hewan) dan tulang yang dihancurkan ditambah gula jawa," ungkap Iskandar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com