Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2017, 07:27 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Keluarga tenaga kerja wanita (TKW) asal Ponorogo, Fadila Rahmatika (20), yang dianiaya majikan di Singapura menolak tawaran bantuan uang senilai Rp 30 juta dari orang yang mengaku perusahaan yang memberangkatkan gadis itu ke luar negeri.

Tawaran bantuan itu ditolak karena adanya persyaratan mau berdamai dengan orang dan perusahaan yang memberangkatkan Dila ke luar negeri.

Ibunda Fadila, Masringah, yang dikonfirmasi di kediamannya, Rabu (18/1/2017), membenarkan penolakan bantuan itu.

Ia mengatakan, sebagai syarat menerima bantuan, ia disodorkan tanda terima uang senilai Rp 30 juta yang ditengarai sebagai tanda damai.

Bantuan itu diberikan untuk menanggung biaya pengobatan Dila. Namun, permintaan itu ditolak Masringah karena dirinya ingin kasus penganiayaan yang telah dialami anaknya tetap diproses.

Ia kecewa karena pemberian bantuan dari pihak perusahaan itu tidak tulus dan ikhlas.

"Bantuan itu dari petugas lapangan senilai Rp 20 juta dan dari pihak perusahaan memberikan Rp 10 juta. Kami menolaknya, karena kalau memang tulus membantu ya tidak ada embel-embel untuk meminta menghentikan kasus ini," kata Masringah.

Selama delapan hari dirawat di RS Darmayu, kata Masringah, biaya perawatan Dila semua ditanggungnya sendiri. Total biaya yang dikeluarkan yaitu Rp 8 juta untuk delapan hari perawatan Dila di rumah sakit itu.

Untuk membayar biaya Dila di rumah sakit, Masringah merincikan dari kantong pribadi sebanyak Rp 5 juta dan dari sumbangan masyarakat Rp 3 juta. Biaya itu belum termasuk biaya lain-lain yang diperkirakan mencapai Rp 2 juta.

Masringah juga merasa kecewa dengan Pemkab Ponorogo yang berjanji akan membantunya. Namun, kenyataannya, Pemkab Ponorogo tidak membantu pembiayaan perawatan Dila.

Ibu dua anak itu mengharapkan proses hukum majikan Dila di Singapura terus berlanjut dan mendapatkan hukuman setimpal. Tak hanya itu, ia meminta hak-hak Dila selama bekerja di Singapura juga segera diterima. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com