Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arboretum Sumber Brantas Akan Menjadi Destinasi Wisata Tanaman Langka

Kompas.com - 07/01/2017, 12:20 WIB
Andi Hartik

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Kawasan konservasi tanaman langka atau Arboretum Sumber Brantas di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, dinilai cocok menjadi tempat wisata.

Letak kawasan yang berada di lereng bukit sisi timur Gunung Anjasmoro dengan ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut itu memiliki pemandangan dan udara yang sejuk dengan rata-rata suhu 10 hingga 20 derajat celsius.

Melihat potensi itu, Perusahaan Umum Jasa Tirta I sebagai pengelola kawasan seluas kurang lebih 12 hektar itu berencana akan memanfaatkannya sebagai obyek wisata.

"Kalau kami tata ke depan ke arah sana," kata Sekretaris Perusahaan Umum Jasa Tirta I Zainal Alim saat mendampingi sejumlah menteri yang berkunjung ke lokasi itu, Jumat (6/1/2017).

Rencananya, kawasan dengan 3.200 pohon langka itu akan dikonsep sebagai lokasi wisata edukasi. Harapannya, kawasan itu bisa menggugah kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, terutama terhadap kawasan konservasi serapan air.

"Master plan pertama bagaimana mengedukasi masyarakat cinta terhadap lingkungan. Yang kami kejar adalah kesadaran masyarakat," ujar Zainal.

Selain akan mendapati pepohonan yang rindang, pengunjung juga akan melihat sumber air yang menjadi titik nol Sungai Brantas. Sumber air itu berada di tengah-tengah lahan konservasi dengan debit air sebanyak 2,5 liter perdetik.

Airnya jernih dan bisa langsung diminum. Sejauh ini, sudah banyak masyarakat yang mendatangi Arboretum Sumber Brantas untuk penelitian terhadap berbagai jenis tanaman di sana, ada yang hanya sekadar mencari lokasi bersantai, dam ada juga yang menggunakan kawasan itu sebagai lokasi foto prewedding.

"Masyarakat sudah banyak ke sini. Terutama untuk melakukan penelitian," ungkap dia.

Hanya saja, untuk menjadikan kawasan itu sebagai lokasi wisata edukasi, dibutuhkan konsep yang matang dan terarah.

Sebab, jika tidak, tanaman langka yang menghuni kawasan itu bisa rusak, begitu juga dengan lumut yang dipelihara di sepanjang lorong kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com