Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak, Bupati Purwakarta Tutup Tambang Batu Ilegal

Kompas.com - 14/12/2016, 13:00 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi geram saat melihat penambangan batu ilegal dalam perjalanan menuju Gunung Parang.

Ia langsung menghentikan kendaraannya di jalan penghubung Desa Pasanggarahan Tegalwaru-Desa Tajur Sindang Sukatani tersebut. Dedi kemudian turun dari mobil dan memarahi para pekerja tambang.

"Bubar semua, hentikan! Enggak boleh dilanjut ini tambang. Kalau longsor, siapa yang mau tanggung jawab?" ujar Dedi dalam keterangan pers, Rabu (14/12/2016).

Menurut Dedi, jalan beton yang dibangun di daerah tersebut tidak diperuntukkan bagi kendaraan bertonase berat karena daerah tersebut merupakan permukiman warga.

Dedi menengarai bahwa aktivitas pengambilan batu itu menjadi penyebab amblesnya jalan yang dibangun dengan menggunakan APBD 2014 tersebut.

"Kalau batu itu diambil untuk pembangunan rumah di sekitar sini, silakan. Tapi ini dijadikan bisnis dan tanpa izin. Terus pemilik perusahaan ini bukan milik warga sini," kata dia.

Pembangunan sebaik apa pun, sambung Dedi, tidak akan pernah berhasil jika masyarakat sekitar tidak mau menjaga dan merawat hasil pembangunan.

Pada akhirnya, masyarakat sendirilah yang akan dirugikan oleh aktivitas penambangan yang merusak lingkungan itu.

"Kalau terus menerus begini, gimana mau bagus? Kita bangun jalan bagus, tapi dirusak oleh aktivitas penambangan, jalan rusak, lingkungan rusak, akhirnya masyarakat juga yang rugi," kata Dedi sambil membongkar tenda terpal yang digunakan selama penambangan.

Operator alat berat yang tengah bekerja di lokasi tambang itu pun tak luput dari kemarahan Dedi.

Sebagai tindak lanjut, Dedi memanggil Kepala Desa Pesanggrahan Tegalwaru Yadi dan menginterogasinya. Sanksi berupa penahanan penghasilan tetap (siltap) atau honor pun diterapkan untuk seluruh aparat desa yang ada di wilayah tersebut.

"Desa enggak boleh memberikan izin, ini kenapa ada kegiatan penambangan di wilayah ini? Anda tahu kan wilayah ini sedang ditata pemda sebagai kawasan wisata alam, aksesnya langsung ke Gunung Parang. Anda harus punya konsep, bukan malah merusak seperti ini," kata Dedi kepada Yadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com