Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Penghuni Kuburan Berumur 113 Tahun dengan Haji Kalla

Kompas.com - 13/11/2016, 22:32 WIB
Junaedi

Penulis

PINRANG,KOMPAS.com - Masih ingat dengan Sandro Becce? Nenek sebatang kara yang mengaku berusia lebih dari 113 tahun itu kini tinggal sebatang kara di sebuah gubuk di kawasan pekuburan di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Maccarawalie, Kecamatan Wattang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Ternyata, Becce punya kisah menarik dengan almarhum Haji Kalla, orang tua Wakil Presiden HM Jusuf Kalla. Ia mengaku sempat bekerja di perusahaan distributor otomotif milik Haji Kalla, NV Kalla.

Nenek sebatang kara yang sudah puluhan tahun menghuni kawasan pekuburan Maccorawalie, Pinrang ini menceritakan kisahnya saat pernah menjadi tukang masak selama beberapa tahun di perusahaan NV Kalla.

Meski hanya tukang masak, ia mengaku termasuk orang yang dipercaya Haji Kalla. Becce dipercaya Haji Kalla untuk menerima penitipan pembayaran angsuran mobil dari pembeli mobil di perusahaan NV Kalla cabang Pinrang.

"Kalau sudah menerima uang angsuran mobil, saya langsung kabari Haji Kalla untuk mengambil uangnya," tutur Becce mengenang ketika dirinya menjadi orang kepercayaan Haji Kalla.

Menurut Becce, orang tua Jusuf Kalla sangat percaya kepadanya. Becce mengaku setiap kali menerima iuran angsuran mobil dari warga ia langsung menghubungi Haji Kalla. Namun, karena alasan kesibukan, Haji Kalla kerap baru datang saat punya waktu luang ke Pinrang.

Selama itu pula Becce menyimpan dengan rapi seluruh uang iuran pembayaran mobil dari pelanggan perusahan Kalla.

Becce juga memuji setinggi langit kebaikan almarhum Haji Kalla yang disebutnya sangat dermawan. Sebagai orang kepercayaan, Becce mengaku bangga dan tak pernah berniat sedikit pun untuk menyalahgunaan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Becce mengatakan, ia dan suaminya, almarhum La Judda, sangat terkesan dengan kedermawanan almarhum Haji Kalla. Menurut Becce, majikannya Haji Kalla sering kali membawakan oleh-oleh kepada para karyawannya termasuk dirinya saat mengunjungi kantor-kantor cabangnya di berbagai daerah termasuk di Pinrang.

Di perusahaan itu pula awal pertemuan Becce dengan suaminya La Judda yang sama-sama bekerja di tempat tersebut sebelum akhirnya menikah.

Becce mengenang Kehidupan ekonominya tidak separah yang dialami saat ini. Dengan gaji Rp 1.000 per hari sebagai juru masak ketika itu, ia mampu menutupi kebutuhan hidup keluarga termasuk kebutuhan lainnya.

Apalagi, ia dan suaminya ditanggung makan di perusahaan itu. Saat itu, suaminya juga bekerja sampingan di lain tempat sebagai tukang cat.

"Suami saya menjadi tukang cat juga sejak penjajahan Belanda dan waktu itu kita hidup berkecukupan, tidak seperti sekarang," kenang Becce.

Meskipun saat ini serba kekurangan, Becce bersyukur dan berterima kasih karena tetangga dan warga banyak yang bersimpati dengannya. Meski kini sudah tak bisa bekerja mencari nafkah, ada saja bantuan para tetangga dan warga sekitarnya sehingga Becce bisa hidup.

Becce yang kini hidup sebatang kara di usianya yang sudah uzur, kerap hanya bisa terbaring di bangku tempat tidurnya. Saat sedang jatuh sakit dan tak bisa meninggalkan tempatnya, Becce kerap hanya tergolek merasakan siang berganti malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com