Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Asal Wonosobo Ini Sulap Biji Salak Menjadi Kopi

Kompas.com - 11/09/2016, 12:20 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Buah salak memang hanya bisa dimakan dagingnya. Biasanya, kulit beserta biji salak ini dibuang begitu saja.

Namun tidak bagi Eko Yulianto. Isi biji salak bisa disulap demikian rupa hingga nikmat dikonsumsi. Butuh waktu relatif lama memang agar biji salak bisa dikonsumsi, seperti hanya meminum kopi.

Pemuda dari Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ini sebelumnya risau lantaran di kampungnya yang merupakan penghasil buah salak, bijinya dibuang begitu saja. Ia lalu melakukan percobaan beberapa bulan agar biji itu bisa dikonsumsi. Berbagai cara digunakan hingga meneliti isi kandungan yang bisa digunakan.

Dengan ketekunan dan keuletan, Eko akhirnya menemukan formula bahwa biji salak bisa dijadikan bagian dari minuman. Ia menyebutnya kopi biji salak.

“Saya coba (biji) dibakar tidak enak, direbus juga tidak enak. Ketika saya coba disangrai jadi enak, jadi matangnya sempurna,” kata Eko, Minggu (11/9/2016).

Eko berhasil membuat kopi biji salak dengan memanfaatkan limbah biji salak yang ada di sekitarnya. Kebun salak miliknya menjadi ajang percobaan selama beberapa bulan belakangan. Ia pun kini terus mengembangkan kopi biji salak temuannya dengan berbagai cara dan inovasi.

“Biji salak saya dijemur sampai kering dan disangrai. Tapi saya masih eksperimen dengan fermentasi dulu, lalu disangrai,” kata dia.

Satu kwintal biji salak yang diperolehnya, ia hanya bisa mendapat 30 kilogram biji kualitas yang baik. Biji salak kemudian dihaluskan hingga dikemas ke dalam ukuran 100 gram. Eko sendiri tak khawatir pihak lain mengklaim temuannya. Di saat yang sama, ia telah mendaftarkan inovasi kopi biji salak sebagai hak ciptanya.

“Sekarang kami sedang patenkan hak ciptanya. Untuk penjualan masih di sekitar Wonosobo, tapi kami sudah mulai merambah online,” tambahnya.

Eko mengklaim, kopi biji salak yang dikemasnya mampu menurunkan hipertensi. Ia pun tidak menyarankan kopi biji salak dikonsumsi seorang yang mempunyai darah rendah.

“Sasaran kami, kopi biji bisa menjadi oleh-oleh khas Wonosobo,” imbuhnya.

Kopi biji salak inovasi Eko adalah satu dari sekian karya inovasi dari masyarakat yang dipomosikan Balai Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 ini. Inovasi dan kreasi dari masyarakat ditampilkan secara langsung dan diperkenalkan kepada publik.

Kepala Balitbang Jateng Teguh Winarno mengatakan, pendampingan kepada masyarakat tidak sebatas teori, tetapi sudah langsung pendampingan. Pemerintah juga bantu warga untuk mendaftarkan hak cipta atas inovasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com